Keberhasilan Mengajar Bukan Nilai 100 Semua

KEBUMEN - Keberhasilan mengajar bukan dengan raihan nilai 100 semua. Kepala SLB misalnya, bisa dianggap berhasil mana kala anak didik yang tadinya punya keterbatasan kemampuan dalam berbahasa, menjadi bisa bicara.

"Jika muridnya mengalami kelemahan anggota tubuh, bisa beraktivitas," kata Agus Sunaryo SPd MPd, salah satu narasumber nasional pelatihan kurikulum 2013 saat mengisi di SMA 1 Pejagoan, Kebumen, kemarin.

Pelatihan tersebut diikuti kepala SMK/SMA se-Kebumen. Lebih lanjut, kepala sekolah yang berhasil dan sekolah yang bermutu, bukan hanya diukur dari nilai akademik semata. Tapi bagaimana bisa memaksimalkan siswa, sehingga mandiri dan mendapat kesuksesan hidup.

Agus Sunaryo mengemukakan, proses pendidikan harus ada keseimbangan antara olah pikir, olah rasa, dan olahraga. Artinya ada keseimbangan proses untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, budi pekerti, dan meningkatkan ketrampilan.

"Manusia seutuhknya ada keseimbangan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Atau bisa memiliki kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan ditambah vokasional," jelas Agus Sunaryo.

Kurikulum 2013 untuk menjawab keberadaan kurikulum 2006 yang relatif dominan terkait tuntutan intelektualnya, atau kognitifnya dan cenderung mengabaikan pendidikan sikap dan keterampilan.

Dekadensi Moral

Akibatnya muncul generasi muda yang mengalami dekadensi moral, dan penumpukan penganggaran karena tidak memiliki keterampilan teknis, dan tidak peka secara sosial. Hal tersebut memperihatinkan karena nilai akademik tinggi, tetapi tidak bisa berpartisipasi positif terhadap proses pembangunan karena kemampuan teknis tidak memadai.

Dikatakan Agus Sunaryo, pelatihan kurikulum 2013 bagi kepala sekolah sasaran Jateng ini diselenggarakan oleh Lembaga Pengembagnan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS).

Peserta seluruh kepala sekolah SMK/SMA se-Kebumen, dengan jumlah 78 orang. Kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari sejak Selasa-Sabtu (7-11/10).

Selain Agus Sunaryo, pemateri latihan kurikulum 2013 lainnya yakni Sunarto SPd MPd, Aris Sunarto MPd, dan Suyono Mpd. "Di sini hanya sebagai tempat pelaksanaan kegiatan," jelas Agus Sunaryo yang juga Kepala SMA 1 Pejagoan itu.

Sri Mulyono, dari Unit Pelaksanaan Diklat LP2KS mengatakan, kegiatan kali ini sudah menginjak tahap III, yang masin-masing tahap diikuti tujuh Kabupaten/Kota.

"Kami memfasilitasi, agar bapak ibu guru mampu mengubah mindset lama ke kurikulum 2013. Kurikulum baru ini diyakini mampu memanfaatkan bonus demografi, sehingga pada 2045 menjadi generasi emas. Karena itu harus dikelola tahun ini dan manfaatnya untuk ke depan," kata Sri Mulyono. (K5-78)

sumber : suaramerdeka