HNSI: Nelayan Kebumen Pantau Arus Deras
Kebumen, ANTARA Jateng - Kalangan nelayan di Kebumen, Jateng, memantau intensif kondisi arus deras di tengah laut akhir-akhir ini dengan ketinggian antara 2-3 meter agar aktivitas penangkapan ikan efektif, kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kebumen Saman.
"Kalau ketinggian gelombangnya antara 2-3 meter, tetapi arus di tengah cukup deras sekitar empat hari terakhir. Tadi malam 'angin timuran' datang. Sekarang musim ikan memang sedang sepi," katanya di Kebumen, Sabtu.
Ia menjelaskan gelombang besar di tengah laut membuat nelayan setempat mengalihkan perhatian untuk menangkap lobster di kawasan tepi pantai yang airnya nisbi lebih tenang.
Kalau mereka memaksakan diri menangkap ikan dengan menebar jala di tengah laut, katanya, hal itu juga tidak efektif mampu mendapatkan hasil yang maksimal.
"Sulit untuk menebar jala karena akan hanyut oleh gelombang pecah di tengah laut, sehingga lebih banyak mencari lobster di karang-karang, sambil tetap melihat perkembangan kondisi arus. Saat ini kami menyebut sedang 'mangsa kanem dan kapitu' (masa keenam dan ketujuh, red.)," ucapnya.
Ia mempekirakan kondisi arus deras di tengah laut itu akan terjadi selama sebulan. Akan tetapi, jika dalam satu hari terlihat arusnya normal, nelayan akan melaut.
Saat ini, katanya, hasil tangkapan lobster oleh nelayan setempat relatif banyak dengan harga yang cukup baik, antara Rp480.000-Rp500.000 perkilogram (lobster mutiara) dan Rp350.000-Rp370.000 (lobster hijau).
Hasil tangkapan lobster oleh nelayan setempat saat ini rata-rata tiga hingga empat kilogram per hari.
Pada situasi normal, katanya, harga lobster mutiara antara Rp400.000-Rp450.000 perkilogram, sedangkan lobster hijau antara Rp300.000-Rp350.000.
"Untuk diekspor. Kalau ikan rajungan sempat naik harganya waktu tahun baru kemarin, Rp25.000-Rp27.000 perkilogram, tetapi sekarang sudah stabil Rp22.000," ujarnya.