Pemkab Kebumen Serahkan Bantuan untuk Bayi Kembar Tiga, Bukti Komitmen Perlindungan Ibu dan Anak

KEBUMEN – Sebuah kisah haru dan penuh harapan menyelimuti RSUD dr. Soedirman Kebumen. Tiga bayi perempuan kembar identik, buah hati pasangan Paryudi (37) dan Tri Susanti (36) dari Dukuh Sidomukti Desa Jemur Kecamatan Kebumen, kini menjadi sorotan setelah melewati perjuangan panjang pasca-kelahiran prematur.

 

Keajaiban ini menarik perhatian Bupati Lilis Nuryani, yang pada Rabu 3 Juli 2025 menjenguk langsung ketiga bayi mungil tersebut, didampingi oleh Sekda Edi Rianto, Kadinkes dr. Iwan Danardono, Plt. Kadinsos P3A Yunita Prasetyani, dan dr Nurdianasari Dewi Spog.

 

"Alhamdulillah, semuanya berjenis kelamin perempuan, sehat, dan kemajuannya juga baik," ujar Bupati Lilis dengan raut wajah penuh syukur.

 

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga tak lupa menyampaikan pesan penting kepada para remaja putri di Kebumen pada khususnya.

 

"Saya berpesan kepada remaja putri khususnya, minumlah tablet penambah darah seminggu sekali. Biar lebih sehat, kuat, dan tetap semangat," pesannya, menekankan pentingnya kesehatan reproduksi sejak dini.

 

Sebagai bentuk dukungan dan kepedulian pemerintah daerah, Bupati Lilis Nuryani menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp5 juta serta sejumlah perlengkapan bayi kepada keluarga Paryudi dan Tri Susanti.

 

Perjuangan Berat Sejak Lahir

 

Ketiga bayi kembar ini lahir dalam kondisi yang sangat prematur. Tri Susanti tiba di IGD RSUD dr. Soedirman Kebumen pada 24 Mei 2025 pukul 19.49 WIB dengan usia kehamilan baru 28 minggu.

 

Perawatan intensif segera diberikan untuk mematangkan paru-paru janin. Dua hari kemudian, pada 26 Mei 2025, operasi Sectio Cesarea (SC) terpaksa dilakukan. Ketiga bayi mungil itu lahir dengan berat badan yang sangat rendah: 1310 gram, 850 gram, dan 1100 gram.

 

Kondisi berat badan lahir yang sangat rendah (BBLSR) dan bahkan ekstrem rendah (BBLER) membuat ketiga bayi ini memerlukan perawatan "ekstra" di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) hingga 20 Juni 2025. Selanjutnya, setelah kondisi stabil, mereka dipindahkan ke ruang Peristi (Perinatologi Risiko Tinggi).

 

Menurut dr. Wahyu Adiwinanto, M.Si.Med., Sp. A., selaku Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) utama, bayi BBLSR dan BBLER rentan terhadap komplikasi karena organ tubuh mereka belum berfungsi optimal.

 

Risiko kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) pada bayi-bayi ini terbilang tinggi, sehingga membutuhkan penanganan komprehensif, mulai dari terapi obat, nutrisi, hingga kolaborasi antar disiplin ilmu, didukung fasilitas dan alat kesehatan yang memadai.

 

Kondisi Membaik dan Progres Positif

 

Berkat upaya perawatan optimal yang melibatkan konsultasi dengan Dokter Spesialis Mata dan Dokter Spesialis Kesehatan Fisik dan Rehabilitasi, kondisi ketiga bayi menunjukkan progres positif yang signifikan.

 

Berat badan mereka terus meningkat: bayi pertama dari 1310 gram menjadi 1825 gram, bayi kedua dari 850 gram menjadi 1320 gram, dan bayi ketiga dari 1100 gram menjadi 1625 gram. Bahkan, dua di antaranya telah berhasil dirawat di luar inkubator dengan kondisi stabil, sebuah pencapaian luar biasa.

 

Lebih dari itu, keberhasilan penanganan kelahiran bayi kembar tiga dengan BBLER dan BBLSR ini menjadi bukti nyata kualitas pelayanan paripurna serta kemampuan sumber daya manusia dan sarana prasarana kesehatan berkualitas di RSUD dr. Soedirman, sebagai fasilitas rujukan milik Pemerintah Kabupaten Kebumen.

 

Kisah ketiga putri kecil ini menjadi simbol harapan dan ketangguhan, sekaligus menyoroti pentingnya dukungan penuh dari pemerintah dan fasilitas kesehatan dalam memastikan setiap nyawa memiliki kesempatan terbaik untuk tumbuh dan berkembang.

IMG-20250709-WA0034.jpg