SMALB Butuh Sarana Gedung; Komisi A Serap Aspirasi

KEBUMEN- Komisi ADPRD Kabupaten Kebumen menyerap aspirasi secara langsung di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tamanwinangun Kebumen, baru-baru ini.Terungkap sekolah tersebut belum terjamah bantuan oleh pihak terkait. Bahkan, keinginan untuk membangun gedung SMALB tidak kunjung terealisasi.

Padahal, Kepala SLB Tamanwinangun Amir Sujoko telah mengusulkannya sejak lama. ‘’Ini malah disuruh buat proposal lagi,’’ kata Amir Sujoko, saat menyampaikan keluhannya kepada para wakil rakyat, kemarin.

Penyerapan aspirasi di SLB Tamanwinangun itu dipimpin Ketua Komisi A Yudhy Tri Hartanto didampingi para anggota antara lain Suhartono, Sarwono, Danang Adi Nugroho, Parwati, dan Dian Lestari Subekti Pertiwi. Dalam kesempatan itu, para orang tua juga dikumpulkan di aula SLB Tamanwinangun untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada para wakil rakyat tersebut.

Mereka menyatakan, membutuhkan fasilitas seperti alat bantu dengar serta transportasi untuk antar jemput anak berkebutuhan khusus tersebut.

Seperti yang dialami oleh Nyonya Lukman (54) warga Murtirejo Kebumen yang setiap hari mengantar dua anaknya menggunakan sepeda onthel ke SLB Tamanwinangun. ‘’Kami mohon ada perhatian dari bapak-bapak dan ibu-ibu terhormat,’’ tuturnya dengan mata berkaca- kaca. Menanggapi hal itu, Yudhy Tri Hartanto mengatakan, akan mengupayakan adanya bantuan ke SLB.

Butuh Bantuan

Di kabupaten berslogan Beriman ini, dari dana APBD Rp 2,2 triliun, 38 persennya atau Rp 600 miliar digunakan untuk pembangunan. Padahal seharusnya, penikmat APBD itu adalah rakyat, termasuk siswa SLB Tamanwinangun. Karena itu, bagi siswa SLB yang berasal dari keluarga miskin akan diberi beasiswa yang diambil dari APBD. Untuk SD Rp 500 ribu, SMP Rp 750 ribu dan SMA Rp 1 juta.

‘’Kami juga akan mengupayakan agar GTT di sini (SLB Tamanwinangun- Red) juga mendapat dana insentif dari APBD,’’ imbuh Yudhy yang telah mengusulkan Rp 1 miliar untuk GTT/PTT di kabupaten berslogan Beriman ini. Dikatakan Amir Sujoko, pembangunan gedung SMALB sudah mendesak. Saat ini, sekolah yang dipimpinnya terdapat 164 siswa SDLB dan 26 siswa SMPLB. Mereka merupakan anak-anak tunanetra, tunarungu, anak-anak terlambat belajar, cacat tubuh, dan autis.

Adapun jumlah guru SLB Tamanwinangun ada 37 orang, 18 di antaranya sudah PNS. Amir juga menegaskan, tahun depan sudah ada SMALB menyusul pengelolaan yang ditangani provinsi mulai Januari 2016, sehingga harus dibangunkan gedung dengan dua lantai. Pihaknya pun memiliki program keterampilan menjahit dompet kulit.

Untuk menyukseskan program tersebut, para guru telah diikutkan dalam pelatihan menjahit dompet kulit. Hanya saja, SLB Tamanwinangun belum memiliki mesin jahit dompet kulit, sehingga butuh bantuan dari pihak terkait. (K5-42)

 

sumber : suaramerdeka.com