Sungai Mendesak Dinormalisasi

KEBUMEN – Alur sungai-sungai di Kebumen mendesak untuk dinormalisasi, antara lain Sungai Kedungbener di daerah aliran sungai (DAS) Luk Ulo dan sejumlah sungai di DAS Telomoyo.

Menurut Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (FDAS) Kebumen Mohammad Sudjangi, alur Sungai Kedungbener mengalami pendangkalan yang luar biasa. Sehingga jika terjadi peningkatan debit air, air akan meluap baik ke pekarangan, sawah, jalan raya maupun permukiman penduduk. Pasalnya, di beberapa titik dasar sungai sejajar dengan permukiman pendudukan.

”Belum lagi jika terjadi tanggul jebol, ini akan membahayakan masyarakat yang tinggal di dekat sungai,” ujar Mohammad Sudjangi kepada Suara Merdeka, Senin (5/2).

Menurut Sudjangi, Pemkab Kebumen diminta untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).

Sedimentasi

Normalisasi tersebut juga untuk sejumlah sungai yang bermuara di Sungai Telomoyo. Jika tidak dilakukan normalisasi, setiap musim penghujan bisa dipastikan akan terjadi luapan air sungai.

”Banjir berdampak cukup luas di bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Di bidang pertanian dipastikan berdampak pada produktivitas padi di Kebumen,” imbuhnya.

Terkait seringnya banjir di Sungai Kedungbener, menurut Sudjangi juga dipengaruhi sejumlah faktor. Selain tingginya sedimentasi juga disebabkan oleh kesalahan pola tanam dan alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Meski tidak bisa disalahkan, pembangunan juga sedikit banyak membawa dampak negatif. Misalnya untuk proyek-proyek betonisasi membuat air tidak langsung meresap ke tanah tetapi langsung mengalir ke drainase.

”Apalagi masyarakat di perkotaan saat ini sangat pragmatis. Di gang-gang tanah sudah ditutup semen sehingga turun hujan sedikit sudah banjir,” tandas pria yang juga Wakil Ketua PCNU Kebumen tersebut.

Sebelumnya, sejumlah desa yang berada di bantaran Sungai Kedunagbener terdampak meluapnya sungai tersebut, Minggu (4/1) sore hingga malam. Di Kecamatan Alian, banjir melanda Desa Krakal, Kalirancang, Sawangan, Seliling dan Bojongsari. Banjir juga sempat memutus jalur penghubung Kecamatan Alian dengan pusat kota Kebumen.

Sedangkan di Kecamatan Kebumen, tanggul jebol di Sungai Kedungbener mengakibatkan air merendam Desa Sumberadi hingga mengakibatkan ratusan rumah terendam air dengan ketinggian air 50 cm hingga satu meter. Banjir merendam lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, gedung SD Sumberadi dan SMP 4 Kebumen. (J19-78)

 

sumber suaramerdeka.com