Bantuan Bertahan Tiga Hari ; Bantuan Bertahan Tiga Hari

KEBUMEN-Memasuki bulan September, krisis air yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kebumen semakin parah.

 Keringnya mata air dan penampungan air hujan membuat warga mengandalkan bantuan air bersih Pemkab Kebumen untuk keperluan masak dan air minum. Sayangnya, bantuan air bersih yang dikirim oleh Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kebumen tidak mencukupi untuk kebutuhan warga. Menurut Turimin (44) warga Dusun Kalibalong, Desa Aditirto, Kecamatan Pejagoan bantuan air hanya dikirim seminggu sekali. Air bantuan itu hanya bertahan selama tiga hari saja.

"Selanjutnya selama empat hari berikutnya warga terpaksa mencari air bersih ke mata air yang masih mengeluarkan air," Turimin, Sabtu (1/9). Dia menambahkan, satu tangki air tersebut ditampung di bak proyek jaringan air bersih tahun 2009. Satu bak penampungan air itu dipakai untuk 20 keluarga. "Setiap hari, setiap keluarga memperoleh jatah dua ember air bersih untuk masak dan minum,'' kata dia.

Air bantuan dari Pemkab Kebumen itu hanya digunakan warga untuk memasak dan minum saja. Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci, warga melakukannya di sumber air berjarak sekitar 1 kilometer dan sebagian lagi pergi ke Sungai Luk Ulo. "Kekeringan tahun ini sangat parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya tandon air milik saya masih mencukupi, namun tahun ini sudah tidak mencukupi lagi," imbuh Turimin.

Hal senada disampaikan Khayatun (50) warga Aditirto lainnya. Kekeringan di desanya sudah melanda sejak Juli lalu. Dia berharap, bantuan air ditambah lagi intensitasnya. Sehingga bantuan tersebut mencukupi untuk kebutuhan warga. "Paling tidak bantuan air diberikan seminggu dua kali," imbuhnya.

Antrean Panjang

Kondisi serupa dialami warga Dusun Kembangabang, Desa Giripurno, Kecamatan Karanganyar. Krisis air yang melanda di desa yang berada di perbukitan itu mengakibatkan banyak warga hanya mandi sekali dalam sehari. Itu pun hanya menggunakan satu sampai dua ember kecil.  "Sedangkan untuk minum dan memasak kami memakai air bantuan dari Pemkab," ujar Wagini (30) salah satu warga saat menunggu giliran mengambil air bersih.

Sebelum ada bantuan air, imbuh dia, warga harus mengambil air mata air yang ada di hutan dengan jarak sekitar 1,5 kilometer. Selain itu, karena banyaknya warga yang mengambil air, warga harus mengantri hingga satu jam lamanya. "Apalagi debit mata air berkurang sehingga membuat antrean semakin lama," tandasnya.

Kebutuhan air bersih warga Dusun Kembangabang yang berjumlah sekitar 250 KK, dipenuhi dari mata air Pancuran. Tahun 2003 ada bantuan dari Pemkab Kebumen sehingga air dari mata air bisa disalurkan melalui pipa peralon ke perkampungan. Kemudian warga menyambung dengan pipa plastik hingga sampai rumah.

Hanya saja, musim kemarau mengakibatkan debit mata air berkurang sehingga tidak mampu mengalir sampai ke rumah. Warga pun terpaksa mengambil air bersih dengan jerigen dari pipa yang diputus sebelum didistribusikan ke rumah-rumah.

Secara terpisah, Kepala Bidang Penanganan Masalah Kesehatan (PMK) pada Dinas Kesehatan Kebumen Cokroaminoto SIP MKes mengingatkan kepada warga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan pada musim kekeringan ini. "Pasalnya kurangnya air bersih di sejumlah wilayah berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit seperti diare," ujar Cokroaminoto. (J19-91,15)

 

sumber suaramerdeka.com

mohon pengumuman lelang_website14.pdf ilppd-2014.pdf