Itik di Kebumen Malas Bertelur, Ada Apa?

KEBUMEN - Akibat terserang penyakit, ribuan ekor itik di berbagai desa di Kebumen kini kondisinya 'maghel'. Selain terlihat lesu, ternak unggas  betina dewasanya juga malas bertelur.

"Kondisi 'maghel' seperti ini sudah mulai terlihat sejak hujan abu vulkanik Gunung Kelud di bulan Februari lalu. Kami biasa menyebut kondisi itik yang lesu dan malas bertelur dengan istilah 'maghel'," jelas Raswan (40), peternak itik Desa/Kecamatan Kutowinangun, Kebumen, di rumahnya, Senin (17/03/2014).

Raswan menjelaskan saat cuaca di musim  penghujan kondisinya tak menentu, yaitu kadang-kadang hujan deras lalu diselingi  panas yang terik.  "Kami menduga terjadinya hujan abu vulkanik beberapa hari Februari lalu, memperparah kondisi 'maghel' itu. Nyatanya, sudah lebih dari satu bulan terakhir ini itik-itik kami belum juga sembuh. Ditambah  lagi, itik stres karena belum bisa bermain di sawah yang masih dipenuhi tanaman  padi," papar Raswan.

Banyaknya itik yang 'maghel'itu menyebabkan terjadinya kelangkaan telur  itik di pasaran di Kebumen. Telur yang
merupakan bahan baku telur asin itu,  harganya kini mencapai Rp 2 ribu/butir atau jauh di atas harga normalnya Rp 1.600,-/butir. (Dwi)(KRjogja.com)