Di Kebumen, Kelangkaan Solar Ancam Industri Genteng
KEBUMEN - Kelangkaan solar mengancam kelangsungan industri genteng di Kebumen. Dalam proses pembuatan genteng, solar sangat dibutuhkan sebagai campuran pelumas agar tanah liat tidak lengket dengan mesin cetak. Solar juga diperlukan untuk menghidupkan mesin molen tanah liat.
"Sekarang susah mendapatkan solar, harus antre lama. Kalau kalah cepat, bisa tidak kebagian. Kalau tidak dapat solar, pabrik tidak produksi. Dampaknya, para pekerja seperti saya, tidak bayaran karena tidak bekerja," ujar Jais (28) pekerja pabrik genteng di Desa Kebadongan, Kecamatan Klirong, Jumat (5/4/2013).
Pardi (45) pengusaha genteng di Soka Pejagoan menambahkan, kebutuhan solar untuk produksi selama sehari, sekitar 3 liter untuk satu mesin cetak. Di daerah Soka saja, lanjut Pardi, ada sekitar 1.000 mesin cetak genteng. Padahal, pabrik genteng tersebar di sejumlah kecamatan dengan jumlah pekerja mencapai ribuan orang.
Tidak mengherankan jika kelangkaan solar membuat pengusaha kelimpungan. Mereka berburu solar agar bisa terus berproduksi.
"Jika harus menggunakan solar nonsubsidi, akan ada banyak usaha genteng yang tutup. Alternatif terbaik, harga solar dinaikan. Kalau naik Rp 1.000 masih bisa ditoleransi," ungkap Pardi yang menjual genteng plentong Rp 1.250, magas Rp 1.600, morando Rp 2.200, kodok Rp 1.600, dan genteng kerpus Rp 2.000. (Suk) (KRjogja.com)