Kali Pertama, Tengah Malam Bupati Arif Ziarah ke Makam Para Pendiri Kebumen
KEBUMENKAB.GO.ID - Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kebumen yang ke-392 tahun, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersama Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih dan para pimpinan OPD menyempatkan diri malam-malam melakukan ziarah kubur ke makam-makam para pendahulunya.
Makam yang diziarahi adalah tokoh-tokoh penting yang punya sejarah besar dalam proses pembentukan Kebumen sebagai sebuah wilayah Kabupaten. Seperti tokoh Ki Ageng Bodronolo, yang makamnya terletak di Desa Karangkembang, Kecamatan Alian.
Mungkin masyarakat belum banyak yang tahu bahwa cikal bakal Kabupaten Kebumen tidak bisa lepas dari tokoh satu ini. Ki Brodonolo adalah bupati pertama Panjer (Kebumen). Ia menjadi orang kepercayaan Sultan Agung Mataram untuk ikut membantu menyerang VOC di Batavia.
Ki Ageng Brodonolo diminta Sultan Agung untuk menyiapkan kebutuhan logistik perang di jalur selatan yang akan dilewati bala tentara Mataram. Termasuk merekrut dan melatih para pemuda di Panjer untuk ikut dalam barisan peperangan melawan VOC.
Oleh karena jasanya itulah ia akhirnya diangkat sebagai penguasa (Bupati) Panjer yang pertama. Atas dasar peristiwa yang diyakini terjadi pada 21 Agustus 1629 ini pulalah, Pemerintah Kebumen akhirnya menjadikannya sebagai patokan hari jadi Kebumen yang baru sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2018.
"Alhamdulillah Kebumen sekarang sudah berusia 392 tahun, dan malam ini kita masih diberi kesempatan untuk berziarah ke makam-makam para pendahulu kita. Pertama kita ke makam Ki Ageng Brodonolo di Karangasem, Desa Karangkembang. Cikal bakal Kebumen tidak lepas dari tokoh ini," ujar Bupati, Kamis (19/8/2021) malam.
Ini adalah kali pertama, seorang Bupati Kebumen melakukan perjalanan spiritual dengan berziarah ke makam para pendahulunya pada malam hari. Tidak seperti yang lain, biasanya ziarah dilakukan pada siang hari. Usai dari Ki Ageng Brodonolo, Bupati bersama rombongan melanjutkan ziarah ke makam keluarga Tumenggung Kolopaking di Desa Kalijirek, Kebumen.
Nama Kolopaking itu berasal dari kata kelapa aking (kelapa kering/tua), yang dinisbatkan sebagai gelar yang diberikan Sultan Amangkurat I, Putra Sultan Agung untuk Ki Bagus Kertawangsa, yaitu Tumenggung Kelapa Aking.
Ki Bagus Kertawangsa dianggap berjasa karena mampu menyembuhkan Amangkurat I dengan kelapa tua pada saat singgah di Panjer dalam perjalanan pelariannya menuju Batavia guna meminta bantuan VOC.
Sebagai bentuk rasa terimakasihnya, Amangkurat I mengangkatnya sebagai Tumenggung untuk wilayah Panjer (sekarang Kebumen) dengan gelar Kanjeng Raden Adipati Tumenggung (K.R.A.T) Kelapa Aking.
Setelah dari Tumenggung Kolopaking, Bupati melanjutkan perjalanan menuju Kotowinangun dan berziarah ke makam Kanjeng Pangeran Arya (KPA) Bumidirjo di Desa Lundong. KPA Bumidirjo adalah bangsawan ulama dari Mataram, adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Ia dikenal sebagai penasihat raja.
Tidak jauh dari itu, Bupati mengakhiri perjalanan spiritualnya dengan berziarah ke kompleks makam keluarga Aroeng Binang I dan keturunannya yang ada di Dusun Kebejen, Desa Kuwarisan, Kutowinangun, Kebumen. Aroeng Binang juga merupakan keluarga bangsawan yang pernah menjadi Bupati Kebumen.
"Dari berziarah ini tentu kita bisa mengambil hikmah untuk bisa terus melanjutkan perjuangan mereka dalam menjaga dan merawat kabupaten tercinta ini, untuk kesejahteraan masyarakat Kebumen," ucapnya.
Dalam Peringatan Hari Jadi Kebumen ke-392 tahun yang jatuh pada Sabtu 21 Agustus 2021, Bupati menyampaikan perayaannya akan dilakukan secara sederhana di lapangan depan pendopo dengan menggelar sedikit tarian budaya. Bupati bahkan melarang masyarakat untuk mengirim ucapan selamat melalui karangan bunga.
"Kita akan peringati secara sederhana, karena kita tahu semua masih dalam masa pandemi Covid-19. Kita juga sudah melarang untuk tidak mengirim karangan bunga. Lebih baik bisa dialihkan untuk pemberian paket sembako kepada masyarakat," jelas Bupati. (Rilis Kominfo/Al)