Ratusan Perahu Hias Berlomba di Sungai Bodo
KEBUMEN - Sedikitnya 142 perahu meramaikan lomba perahu hias di kawasan muara Sungai Bodo Desa/kecamatan Ayah, Selasa (27/9/2016). Kegiatan dalam rangka meramaikan sedekah laut nelayan setempat itu pun berlangsung cukup semarak.
Ketua Rukun Nelayan TPI Logending Turiman, mengatakan jumlah peserta yang mengikuti lomba perahu hias itu sebanyak 82 perahu inti dan 60 perahu penyerta. Sehingga total perahu yang terlibat pada acara tersebut mencapai 142 perahu nelayan. "Pesertanya merupakan nelayan di TPI Logending. Sedangkan perahu lainnya dari masyarakat sekitar sini juga," kata Turiman, kepada Kebumen Ekspres, disela-sela acara.
Seluruh peserta, kata Turiman, mengambil start dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Logending. Setelah dilepas oleh Asisten Sekda Tri Haryono, para peserta menyusuri Sungai Bodo hingga Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah. "Mereka star dan finis di PPI Logending dengan jarak yang ditempuh mencapai enam kilometer," ujarnya.
Turiman mengungkapkan, lomba perahu hias merupakan kerjasama yang dilaksanakan oleh nelayan dengan Pemkab Kebumen dan Pos TNI AL Logending, Pangkalan TNI Al (Lanal) Cilacap. Para juara mendapatkan hadiah piala dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Cilacap dan uang pembinaan dari panitia. "Kami ingin menunjukkan bahwa nelayan tidak sekadar mencari nafkah. Tetapi juga ikut menggelar kegiatan yang bersifat hiburan. Kegiatan ini sekaligus untuk mendukung pariwisata di Kebumen," ujar Turiman.
Mewakili Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, Asisten Sekda Tri Haryono menyampaikan, Kabupaten Kebumen menyimpan eksotisme destinasi wisata yang luar biasa. Keindahan pantainya tidak kalah jika disandingkan dengan pantai-pantai indah di Pulau Dewata. Disamping itu, ada karakteristik khusus dari masyarakatnya, terutama masyarakat di pesisir Kebumen, yang memiliki ketergantungan cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan. Sehingga mata pencaharian masyarakat pesisir tidak saja nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan, pengolah bahkan pedagang ikan.
Masyarakat pesisir menjadi tuan rumah di wilayah pesisir sendiri. Mereka menjadi pelaku utama dalam pembangunan kelautan dan perikanan, serta pembentuk suatu budaya dalam kehidupan masyarakat pesisir. Sehingga masyarakat pesisir memiliki budaya khas yang tidak dimiliki oleh masyarakat non pesisir. Misalnya sedekah laut dan dayung perahu. "Melalui Lomba Perahu Hias dan Parade Budaya inilah diharapkan dapat mengangkat potensi yang ada di wilayah pesisir. Muaranya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir," kata Tri Haryono.
Menurutnya, kegiatan ini bisa dijadikan sebagai destinasi wisata, sekaligus momentum untuk lebih mengenalkan Kebumen ke dunia luar. Sehingga potensi wisata dan budaya semakin terekspos.
Sehari sebelumnya, nelayan setempat juga menggelar upacara larung sesaji sebagai bentuk rasa syukur atas mulai melimpahnya hasil tangkapan ikan. Acara sedekah laut itu dipusatkan di TPI setempat, Senin (26/9).
Ratusan nelayan setempat mengikuti ritual rutin yang digelar setahun sekali itu. Ritual itu, digelar setiap memasuki musim kapat (keempat)menurut penanggalan jawa. Kepala kambing kendit dilengkapi jarit lurik, selendang warna hijau, serta jajanan pasar, dilarung ke laut Selatan dalam tradisi itu. Tak hanya itu, seekor anak ayam yang masih hidup juga ikut dilarung untuk persembahan untuk penguasa pantai selatan.(ori) (kebumenekspres.com)