54 Koperasi Pertanian Tak Aktif ; Sudah Lama Terjadi



KEBUMEN - Sebanyak 54 dari 58 koperasi pertanian di Kebumen tidak aktif. Ketidakaktifan tersebut sudah lama terjadi, disebabkan berbagai faktor. Salah satunya faktor sumber daya manusia, terkait lemahnya pengelolaan manajemen dan rendahnya kesadaran untuk membuat usaha bersama.

"Hanya 4 koperasi saja yang sekarang masih aktif," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kebumen, Drs H Maskhemi M.Pd, Kamis (21/3).

Maskhemi mengatakan, keberadaan koperasi tersebut sebenarnya bisa mendukung kegiatan ekonomi masyarakat di bidang pertanian. Masing-masing anggota koperasi bisa saling bekerjasama mulai dari penyediaan bibit, pupuk pengelolaan produksi pertanian hingga penjualan.

"Namun, faktanya masyarakat masih enggan untuk menjadikan koperasi sebagai media usaha bersama. Sebenarnya, usaha berkelompok itu sangat menguntungkan petani," tuturnya.

Pembinaan Berkala

Selain itu, tidak adanya minat warga untuk berkoperasi juga disebabkan hilangnya hak prerogatif koperasi untuk bisa menjual pupuk atau obat pertanian, sehingga koperasi kehilangan pendapatan.

Sebenarnya, pendapatan koperasi tidak hanya terpaku pada penjualan pupuk saja. "Tetapi bisa dibidang yang lain, seperti simpan pinjam, penjualan alat pertanian dan hasil panen," kata Maskhemi.

Menanggapi hal tersebut Dinas Koperasi dan UMKM Kebumen berusaha mengaktifkan 10 koperasi pertanian yang tersebar di beberapa kecamatan dengan melakukan pembinaan secara berkala. "Kami sedang membina 10 koperasi untuk agar bisa aktif secara sehat," katanya.

Terpisah Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan, Ir Machasin mengatakan, koperasi bisa berperan menjual produk pertanian.

Dengan demikian, akan memangkas mata rantai penjualan produk pertanian yang selama ini dimonopoli para tengkulak. "Petani bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi jika dijual melalui koperasi," katanya.

Namun, pihaknya mengakui bahwa kesadaran petani untuk berkoperasi atau berorganisasi masih sangat rendah. Pihaknya melalui para petugas penyuluh pertanian (PPL) turut mendorong gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk bisa berkembang.

"Kami berharap petani mau belajar berorganisasi dengan baik, sehingga berdampak pada pengembang manajemen usaha pertanian," harapnya. (K42-91)

sumber : suaramerdeka