Musim Tanam II Mundur ; Indeks Pertanaman Tak Tercapai


 

KEBUMEN - Musim Tanam (MT) II tahun 2014 di Kebumen dipastikan mundur. Hal tersebut sebagai dampak dari kemunduran MT  I lalu akibat bencana banjir.

Kondisi tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Irigasi pada Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDA-ESDM) Kebumen Muchtarom, Minggu (27/4). Menurut Muchtarom saat ini, untuk daerah irigasi (DI) Sempor baru sekitar 40% lahan pertanian yang sudah melakukan tanam.

"Adapun daerah irigasi Wadaslintang lebih rendah lagi yakni baru sekitar 12 persen yang sudah tanam padi," ujar Muchtarom kepada Suara Merdeka.

Menurut dia, prakiraan awal musim kemarau yang diperkirakan pada dasarian III bulan April. Namun ternyata hingga akhir bulan ini masih turun hujan. Artinya volume air di Waduk Sempor maupun Wadaslintang masih bisa naik.

Merujuk data per 24 April, volume Waduk Wadaslintang mencapai 305,908 juta m3 dengan elevasi atau ketinggian air 176,7 meter. Adapun pengeluaran 14m3/detik. Adapun untuk Waduk Sempor volume air sekitar 27,8 juta m3 dengan elevasi 67,5 meter. Sementara pengeluaran di waduk Sempor 2,8 m3/detik.

"Yang jelas bila curah hujan Mei rendah maka volume waduk tidak akan bertambah secara signifikan," imbuhnya.

Percepatan Tanam

Meski demikian, volume di dua waduk tersebut saat ini meningkat dibandingkan pertengahan Maret lalu. Pada pertengahan Maret, volume Waduk Wadaslintang 280 juta m3 dari volume maksimal 388 juta m3. Volume Waduk Sempor naik sedikit dibanding pertengahan Maret lalu yang hanya 27 juta m3 dari volume maksimal waduk 38 juta m3.

Dengan kondisi saat ini, imbuh dia, upaya yang dilakukan adalah dengan optimalisasi dan efisiensi dalam pembagian air, percepatan tanam dan melakukan giliran air. Dengan upaya tersebut dia berharap cadangan air di waduk akan mencukupi kebutuhan petani hingga musim panen tiba. "Yang pasti untuk daerah yang baru panen segera olah tanah, sebar benih dan tanam. Semakin terlambat MT II alokasi waktu untuk tanam palawija pada MT III tidak mencukupi. Artinya harapan untuk mencapai indeks pertanaman 300 persen tidak tercapai," ujarnya. (J19-42)

sumber : suaramerdeka