Irigasi Wadaslintang Dialirkan

KEBUMEN – Petani yang sudah melaksanakan panen di kabupaten berslogan Beriman ini diminta langsung mengolah sawah. Dinas Sumber Daya Air Energi Sumber Daya Mineral (SDAESDM) Kabupaten Kebumen mulai mengalirkan irigasi Waduk Wadaslintang pada April ini. “Kami menyarankan agar petani melakukan sebar petuk.

Begitu panen langsung menyediakan tempat persemaian, sehingga setelah mengolah sawah bisa mengejar tanam,” kata Plt Kabid Irigasi pada Dinas SDAESDM Kabupaten Kebumen Kuswanto. Ia mengatakan, irigasi Waduk Wadaslintang tidak bisa dialirkan secara normal. Ini akibat kerusakan pada seal air vane valve atau bola karet hingga kini belum diperbaiki. Untuk kondisi normalnya dapat dialirkan 26 kubik per detik. Namun karena mengalami kerusakan pada bola karet, maka irigasi Waduk Wadaslintang hanya dialirkan 18 kubik per detik saja.

Kondisi saat ini masih ada hujan, sehingga mudah mengatur pengolahan tanahnya. Namun jika tidak segera diolah, tanah yang kemudian mengering karena hujan mereda itu menjadi sulit diolah. Sementara Dinas SDAESDM baru akan mengalirkan kembali irigasi Waduk Wadaslintang pada dasarian dua atau tanggal 20-an Mei. Sedimentasi Berat Diakui Kuswanto, mundurnya tanam kali ini akibat masa tanam pertama yang melampaui jadwal. Bahkan untuk wilayah Kulon Kali (Barat Sungai Luk Ulo) molor hingga Desember 2015. Namun petani wilayah setempat sudah bisa mengantisipasinya, meskipun irigasi Waduk Sempor yang mengalami sedimentasi berat tidak bisa dialirkan.

Areal sawah yang mengandalkan Waduk Sempor seluas 6.478 hektare meliputi delapan kecamatan, yakni Kecamatan Sempor, Gombong, Kuwarasan, Buayan, Rowokele, Karanganyar, Adimulyo, dan sebagian Kecamatan Sruweng. Terbukti, petani Kulon Kali tersebut bisa panen bersamaan dengan petani Wetan Kali (Timur Sungai Luk Ulo) yang tanam pada Oktober dengan dialiri irigasi Waduk Wadaslintang. Bahkan irigasi Waduk Wadaslintang yang dialirkan sejak 16 Oktober itu per 16 November dinaikkan volumenya menjadi 24 m3 per detik dari 18 m3. Adapun Waduk Sempor saat itu masih menunggu terisi hingga 25 juta m3. Kendati demikian, baik petani Kulon Kali maupun Wetan Kali diprediksikan akan terlambat untuk mengejar tanam palawija. Sehingga, Indeks Penanaman (IP) 300 persen yang meliputi padipadi- palawija sulit dikejar pada tahun ini. (K5-32)

sumber : suaramerdeka.com