Ponijan, Perajin Wayang dari Dusun Plempukan



SECARA formal, Ponijan (48) memang tidak pernah mengenyam pendidikan seni rupa baik di sekolah menengah maupun perguruan  tinggi. Namun kemampuan seni rupa pria yang dikenal dengan nama Sukijan alias Sihong itu tidak diragukan lagi.

Ya, pria kelahiran Kebumen, 17 April 1965 itu sehari-hari dikenal sebagai perajin wayang kulit sekaligus dalang. Tidak melulu membuat wayang dari bahan kulit, warga Dusun Plempukan, Desa Brecong, Kecamatan Buluspesantren itu juga berkreasi dengan membuat wayang dari bahan kertas dan plastik mika.

Dari pengakuan pria yang gemar kesenian wayang kulit sejak kecil itu, keahliannya membuat wayang diperoleh saat dia ngenger (ikut) kepada dalang Ki Basuki Hendroprayitno. Pada usia remaja dia ngangsu kaweruh kepada dalang kondang dari Kecamatan Ambal tersebut.

"Tugas saya yang pertama membantu beliau, mulai ngangsu air dan bersih-bersih rumah," ujar Sihong mengenang masa lalu, saat ditemui di rumahnya, baru-baru ini.

Bhkan nama Sihong pun diakuinya merupakan pemberian dari Ki Basuki sebagai nama panggilan.

Sedikit demi sedikit, Sihong mendapat kepercayaan yang lebih besar sebagai ngrumpaka atau menyiapkan wayang yang akan dipergunakan dalang saat akan manggung.

"Tugas saya membetulkan gapet rusak dan menyambung tali wayang yang putus," imbuh suami Saini (47) tersebut.

Selanjutnya, Sihong dipercaya mewarnai wayang yang dibeli namun belum diwarnai. Karena hasilnya dinilai bagus, sejumlah dalang banyak yang memanfaatkan jasa Sihong. Mulai dari situlah, bapak dari Poniyati (19) dan Puwono (15) itu mulai belajar natah wayang.

Selanjutnya, Sihong memilih mandiri, dan mulai fokus membuat wayang. Wayang hasil karyanya banyak dikoleksi para penggemar wayang tidak saja dari Kebumen tetapi juga dari luar daerah seperti Kalimantan dan Malaysia. Dia juga melayani pesanan wayang dari para dalang yang membutuhkan.

Wayang Kertas

Selain itu, Sihong juga membuat wayang dari bahan kertas. Biasanya wayang jenis ini untuk anak-anak. Dengan wayang kertas yang terjangkau harganya itu, dia menjalankan misi mengenalkan wayang kulit kepada anak sejak usia dini.

Sihong juga membuat wayang dari bahan mika. Namun, untuk jenis terakhir, tidak semua tokoh wayang bisa dibuat. Pasalnya mika bentuknya tipis sehingga tidak memungkinkan untuk ditatah layaknya wayang kulit.

"Untuk mika wayang yang dibuat hewan-hewan dan gaman (senjata-red). Sedangkan tokoh yang masih memungkinkan bisa dibuat hanya tokoh punakawan," katanya seraya mengaku masih belum mahir menatah.

Tidak sekadar membuat wayang, Sihong juga beberapa kali ditanggap untuk mendalang. Biasanya ia memakai nama panggung Ki Kijan, melenceng dari nama aslinya, Ponijan.

Mengaku masih dalam tahap belajar, dia pun tekun memperdalam kemampuannya mendalang. Ponijan berlatih bersama para seniman wayang di Kebumen seminggu dua kali.

"Saya berharap, kesenian wayang terus lestari di Kebumen," ujarnya. (Supriyanto-91)

sumber suaramerdeka)