Kiai Diminta Hidupkan Kesenian Tradisional

 

KEBUMEN - Kiai di desa diminta menghidupkan kembali kesenian tradisional. Tujuannya sebagai media dakwah. Apalagi sejak dulu kesenian dianggap sebagai media paling efektif dalam menyampaikan sesuatu kepada masyarakat.

Termasuk mengantisipasi tumbuh suburnya aliran Islam radikal dan terorisme di Kabupaten Berslogan Beriman ini.

Hal itu dikemukakan Ketua Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Kebumen, Fahrudin. Menurut dia, kesenian masih menjadi media paling cepat untuk mengumpulkan masyarakat ketimbang hanya acara pengajian biasa.

"Berdasarkan pantauan LTMNU Kebumen, saat ini sudah sangat langka kiai di Kebumen yang memanfaatkan atau menggunakan kesenian sebagai media dakwah," kata Fahrudin.

Diungkapkannya, tujuan menghidupkan kesenian tradisional sebenarnya bukan hanya sebagai media dakwah, melainkan juga untuk melestarikannya.

Untuk diketahui, dari tahun ke tahun kelompok pegiat kesenian yang ada semakin hilang. Mereka umumnya kurang mendapat dukungan dari pihak terkait, seperti pemerintah dan tokoh masyarakat.

Lestarikan Budaya

"coba bayangkan, saat ini untuk mencari pertunjukan atau kelompok pegiat kesenian ketomprak saja sudah sulitnya bukan main. Berbeda dengan zaman dulu yang masih mudah ditemui," bebernya.

Untuk menjaga dan melestarikan kesenian dan budaya sesungguhnya bukan hal asing. Bahkan kesenian merupakan sesuatu yang sangat erat kaitan dengan NU. Sejak dulu pun, sebagian ulama NU menggunakan media kesenian utnuk menyukseskan dakwahnya.

Kemudian untuk melestarikan kesenian dan budaya.

Bukan hanya tugas pemerintah dan pegiat seni saja. Jika para kiai NU enggan menghidupkan dan mengenalkan kembali kesenian tradisional pada masyarakat, kata Fahrudin, dimungkinkan generasi muda ke acara pengajian.

Selain itu, bisa jadi generasi yang akan datang sudah tidak tahu lagi tentang kesenian tradisional yang ada.

Mengingat saat ini saja, sebagian besar generasi muda lebih suka dengan kesenian barat ketimbang kesenian tradisional dan pengajian.

"Zaman sekarang, dalam berdakwah kiai tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan agama, melainkan juga kreatif dalam menyampaikan dan memanfaatkan media yang ada," tandasnya. (K5-32)

sumber : suaramerdeka