KKP Serahkan Pengelolaan Budidaya Udang Tegalretno ke Agrinas, Bupati Lilis Tekankan Kesejahteraan Masyarakat"

KEBUMEN - Pengelolaan Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Tegalretno, Petanahan, akan dialihkan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada PT Agrinas Jaladri Nusantara.

 

Penugasan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tinggal Hermawan bersama Direktur Operasional Agrinas, Surya Lung, saat melakukan audiensi di kediaman Bupati Kebumen Lilis Nuryani pada Kamis, 7 Agustus 2025.

 

Ia menjelaskan bahwa Agrinas, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus pada sektor usaha, akan mengambil alih pengelolaan BUBK.

 

"Ke depan fokus kami adalah terkait dengan budidaya BUBK, akan dialihkan ke kami dan akan kami kelola," terang Surya Lung. 

 

Ia menambahkan, KKP sebelumnya berfokus sebagai pemberi contoh budidaya udang yang baik, sedangkan Agrinas akan melanjutkan pengelolaan bisnis tersebut.

 

Merespons kabar ini, Bupati Kebumen Lilis Nuryani berpesan agar pelimpahan pengelolaan BUBK tetap melibatkan masyarakat.

 

"Tentu tujuannya untuk memberikan dampak positif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," jelas Bupati Lilis.

 

Terkait retribusi untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen, Surya Lung menegaskan bahwa pihaknya menjamin jumlah yang diberikan tidak akan lebih rendah dari saat ini. 

 

"Minimal tidak lebih rendah dari yang sekarang. Sistemnya mungkin bukan retribusi, bisa dengan skema yang lain atau apapun itu kami akan negosiasi dengan Pemda," jelasnya.

 

Saat ini, proses inventarisasi aset untuk pelimpahan dari KKP kepada Agrinas masih berlangsung dan membutuhkan waktu.

 

Sebagai informasi, Kabupaten Kebumen telah menerima Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) perikanan budidaya sebesar Rp402.481.744 selama periode Januari hingga Juli 2025.

 

Jumlah ini berasal dari BUBK Tegalretno dan diserahkan dalam tiga tahap.

PT Agrinas Jaladri Nusantara adalah BUMN yang didirikan untuk mendukung swasembada pangan dan implementasi ekonomi biru. 

 

Bidang usahanya mencakup perikanan tangkap, budi daya, pengolahan hasil perikanan, serta rantai pasok dengan pendekatan modern berbasis riset dan teknologi, yang berorientasi pada keberlanjutan.