Pemkab Antisipasi 'Pemberantasan' Kakap

KEBUMEN  - Pengalaman pahit petani kakao Kecamatan Petanahan dan Ambal Kebumen yang menebang habis ribuan tanaman kakaonya tahun 1990, kini diupayakan Pemkab Kebumen agar tak terulang lagi. Upaya ini penting mengingat tanaman kakao di sentranya, Kecamatan Pejagoan, Karangsambung, Sadang dan Karanggayam, kini semakin bertambah.

"Kami akan berupaya agar problem pasca panen petani kakao teratasi dengan pendekatan secara industrial," ujar Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengolahan Pasar (Disperindagpas) Kebumen, Ir Bambang Sunaryo MSc, di kantornya, Selasa (16/09/2014).

Menurut Bambang pendekatan industrial itu berupa teknologi pengolahannya menjadi produk jadi seperti minuman dalam kemasan, makanan dan bubuk coklat. Dengan kemampuan mengolahnya menjadi produk jadi, petani mendapatkan nilai tambah secara ekonomi dan takkan tergantung pada pemasaran biji mentah di saat harganya jatuh. 

"Namun jangka pendeknya adalah upaya agar petani mampu mandiri mengolah biji pasca panen, agar tak cepat membusuk. Diantaranya, seusai dilepas dari kulit buahnya biji difermentasi,lalu dioven sampai aman dari pembusukan," urai Bambang.

Bambang menjelaskan belum dikuasainya pengolahan pasca panen, menyebabkan saat harga jatuh petani kakao Kebumen harus tunduk pada mekanisme pasar yang tak bersahabat karena tak bisa menunda jual kakaonya yang rentan pembusukan. Namun bila teknologi pasca panen dikuasai, petani bisa menyimpan dulu biji coklatnya sambil menunggu
harganya membaik. (Dwi) (www.beritakebumen.info)