Ketersediaan Pupuk Masih Aman

 

KEBUMEN - Kekhawatiran terhadap kelangkaan pupuk di pasaran akibat pengurangan alokasi pupuk masih belum menjadi kenyataan. Para petani mengaku masih cukup mudah memperoleh pupuk bersubsidi.

Awal tanam yang tidak serentak ditambah terjadinya bencana banjir yang merusak ribuan hektare tanaman berdampak pada kebutuhan pupuk yang belum meningkat, sehingga ketersediaan pupuk masih cukup aman.

"Lumayan masih udah, baik urea maupun SP-36 selalu ada," ujar Daryono (50), petani asal Desa Wonosari, Kecamatan Sadang, saat ditemui Suara Merdeka, kemarin.

Di tingkat eceran, kata dia, harga pupuk urea Rp 100.000/zak ukuran 50 kg. Sedangkan SP-36 harganya lebih tinggi yakni Rp 120.000/zak ukuran 50 kg.

Lebih Tinggi

"Di pegunungan, harga relatif lebih tinggi karena harus menambah ongkos transportasi," imbuh petani yang memiliki sawah di Desa Cangkring, Kecamatan Sadang itu.

Guna mengantisipasi kelangkaan pupuk menyusul pemangkasan alokasi pupuk bersubsidi jenis urea, SP-36 dan NPK, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kebumen akan menggeser pupuk dari daerah yang belum membutuhkan, ke daerah yang kebutuhannya tinggi.

"Pengurangan alokasi pupuk jelas rawan terjadi kelangkaan. Agar kebutuhan petani terpenuhi, KP3 akan menggeser pupuk dari distributor yang wilayahnya belum membutuhkan pupuk ke distributor yang wilayahnya sudah membutuhkan pupuk," jelas anggota KP3 Kebumen, Agung Patuh GA.

Pemerintah memangkas alokasi pupuk di tengah tingginya kebutuhan pupuk untuk musim tanam I tahun 2013/2014.

Urea dipangkas semula 26.500 ton menjadi 22.700 ton, SP-36 semula 6.300 ton menjadi 5.3325 ton, serta NPK dari 10.300 ton menjadi 9.295 ton.

Namun alokasi pupuk ZA ditambah dari 3.450 ton menjadi 4.325 ton. Demikian pula pupuk organik, menjadi 6.455 ton dari semula 4.500 ton. (J19-86)

sumber : suaramerdeka