Turun Drastis, Kasus HIV AIDS di Kebumen Tak Lagi Tertinggi di Jateng

KEBUMEN - Upaya Pemerintah Kabupaten Kebumen dan warganya dalam menangani penyakit HIV AIDS dinilai cukup baik. Pasalnya, kasus penyakit mematikan ini di Kabupaten Kebumen tidak lagi berada di posisi tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, dan sudah turun drastis.

Hal itu disampaikan Bupati Kebumen Arif Sugiyanto. Ia menyebut kasus HIV AIDS di Kebumen tidak lagi masuk tiga besar di Jawa Tengah seperti tahun-tahun lalu, melainkan berada di ranking 11 dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Jumlah kasus HIV AID di Kabupaten Kebumen sebanyak 85 kasus. 


"Untuk HIV ya kita ranking 16, dengan angka 51 kasus. Kemudian untuk AIDS ya kita sekarang di peringkat ke 7, dengan 34 kasus”, ujar Bupati.


Seperti diketahui HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Bupati menyampaikan data tersebut pada saat Talk Show  dengan tema "Bergerak Bersama Akhiri AIDS 2030" yang berlangsung di Pendopo Kabumian, Jumat 1 Desember 2023, bertepatan Hari AIDS sedunia. Kegiatan ini turut dihadiri Ketua TP PKK Iin Windarti Arif Sugiyanto, dan para Pimpinan OPD. 

Talk show yang bertujuan membangun komitmen bersama semua pemangku kepentingan untuk pencegahan dan penanggulangan AIDS di kabupaten kebumen ini, juga turut diikuti kepala UPTD  Puskesmas, perwakilan warga peduli AIDS dari 26 kecamatan, para akademisi, dan penyuluh agama.

Bupati yang menjabat Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kebumen menyampaikan, bahwa kecamatan tertinggi jumlah kasus HIV AIDS adalah Kebumen, Kedua Gombong, Ketiga Alian. "Wilayah perkotaan itu lebih banyak karena kehidupan masyarakat di sana lebih kompleks," ucapnya.

"Paling banyak yang terkena HIV AIDS adalah dari kelas karyawan, ada juga pelajar dan mahasiswa. Kemudian penyebabnya karena gonta ganti pasangan, termasuk laki-laki dengan laki-laki atau homoseksual. Biasanya ini menular ke istri, sampai anak," terangnya.
 
Untuk itu Bupati berpesan dalam penanganan HIV AIDS dibutuhkan beberapa hal diantaranya, kekuatan iman atau moral dan akhlak. Komitmen diri untuk tidak mencoba hal-hal negatif,  serta komitmen bersama untuk menjadi duta bagi diri sendiri atau keluarga dan lingkungan.

"HIV AIDS harus ditinggalkan. Salah satunya dengan memberikan pemahaman tentang apa itu HIV AIDS kepada lingkungan sekitar," tuturnya.