Hadiri Pesta Ambengan Besar-besaran, Bupati Optimis Kebumen Bukan Kabupaten Termiskin
KEBUMENKAB. GO. ID - Bupati Arif Sugiyanto turut menghadiri acara Rajaban di Masjid Baiturohim, Dukuh Kalikemong, Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung, Senin (6/2). Kegiatan keagamaan tersebut juga turut dihadiri ribuan warga dari berbagai desa.
Bupati menyambut baik diselenggarakannya Rajaban oleh warga setempat, di mana warga Wadasmalang sejak dulu punya tradisi memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dengan membawa ambengan dengan jumlah banyak dan super jumbo.
"Alhamdulillah ini merupakan kearifan lokal yang baik yang masih terjaga di Wadasmalang. Ini yang patut kita syukuri dan terus kita lestarikan karena tradisi ambengan ini merupakan wujud keberkahan dan kemakmuran yang Allah berikan untuk warga Wasdamalang dan sekitarnya," ujar Bupati.
Melihat bentuk abengan yang besar-besar berisi aneka macam makanan, jajanan serta ingkung ayam, menurut Bupati, sejatinya warga Kebumen biarpun hidup di pedesaan mereka sebenarnya serba kecukupan, dan tidak cocok disebut sebagai kabupaten termiskin.
"Kalau melihat ambengan segede gini, tingginya saja hampir dua meter setengah, apa ya masih pantas kita disebut sebagai kabupaten termiskin. Saya kira tidak lah! Tinggal diberikan pemahaman, seperti tadi saya nanya ke warga tadi pagi masak apa? Ada yang bilang kikil, daging, dan macam-macam," terang Bupati.
Bupati pun meminta masyarakat untuk bersikap jujur ketika ditanya oleh petugas survei dari pemerintah terkait kondisi perekonomiannya.
"Jangan bilang setiap hari makannya sama tempe, padahal di rumah juga ternak ayam, ada ikan, kambing, sapi dll. Ya ini memang perlu ada pemahaman," terangnya.
Tradisi ambengan pada saat Rajaban di Wadasmalang memang tergolong unik. Setiap KK di sana wajib membuat ambengan dengan berbagai macam ukuran. Untuk satu ambeng ada yang sampai setinggi dua meter ambeng besar itu berisi senilai Rp 4-5 juta. Sedangkan ambeng kecil nilai barang di dalamnya Rp 300.000,- hingga Rp 500.000,-.
Tak tanggung-tanggung, keranjang itu hanya berisi nasi beserta lauk pauknya berupa ingkung ayam lengkap dengan buah-buahan. Satu paket besar juga berisi berbagai makanan dan minuman kemasan. Tak jarang ada yang berisi sembako, rokok hingga uang tunai.
Salah satu warga Kalikemong bernama Narkun (50) ikut membuat ambengan. Berbeda dengan lain, ia setiap tahun khusus selalu membuat ambengan jumbo dengan nilai 4-6 juta rupiah. Ambengan raksasa itu ia berikan khusus untuk Kiai atau ulama yang diundang saat kegiatan.
"Kalau saya buat selalu yang besar, paling besar khusus untuk Pak Kyai. Setiap tahun sudah rutin, kalau yang untuk Pak Kyai dari saya," ujar Narkun yang juga menjadi pengusaha klontong sukses di Jakarta.
Selain buat yang jumbo, Narkun juga membuat ambengan ukuran kecil untuk masyarakat sebanyak delapan kranjang. Semua ia niatkan untuk sodaqoh. Tidak mengharap timbal balik.
"Saya niatkan sodaqoh, bukan bandulan. Kalau bandulan kan gantian, tahun depan saya yang dapat, tapi ini shadaqoh," tandasnya. (al/dp)