Sedulur Kebumen Beri Bantuan Relokasi Rumah Warga Terdampak Longsor di Ayah

KEBUMENKAB.GO.ID - Kepala Desa Argopeni Tursino menyatakan pada saat Guburnur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi korban longsor di desanya, Selasa (15/11) kemarin, ada bantuan yang diserahkan oleh Sedulur Kebumen untuk salah seorang warga korban longsor bernama Miswan sebesar Rp15 juta.


Penyerahan bantuan berlangsung di Posko Penanganan Bencana di Balai Desa Argopeni. Di situ kata Tursino, ada kejadian unik, dimana bantuan Rp15 juta sejatinya mau diserahkan Sedulur Kebumen  kepada Ganjar melalui Bupati Arif Sugiyanto. Namun pada saat mau diserahkan Ganjar menolak.


Ganjar menolak karena dirinya sudah menyerahkan bantuan Rp15 juta kepada korban lain bernama Poniran di Desa Karangduwur, Ayah. Sehingga saat berada di Argopeni, Ganjar justru meminta agar kali ini bantuan tersebut diserahkan oleh Bupati untuk relokasi rumah saudara Miswan warga RT 03 RW 05 Desa Argopeni yang terkena longsor.


"Jadi sama sekali tidak benar kalau ada yang bilang Pak Bupati mau menyogok Pak Ganjar. Itu salah. Jadi yang benar itu adalah uang dari Sedulur Kebumen untuk Pak Miswan, korban longsor di Argopeni. Berhubung ada Pak Gubernur, Pak Bupati kemudian meminta agar Pak Ganjar yang menyerahkan ke Pak Miswan," ujar Tursino saat dimintai keterangan, Kamis (17/11).


Menurut Tursino, itu sifatnya hanya candaan, tidak ada suap menyuap. Jelas uang tersebut kata dia, merupakan bantuan dari Sedulur Kebumen untuk korban longsor yang disaksikan banyak orang. 

"Masa nyuap Ganjar Rp15 juta disaksikan banyak orang, ada wartawan, ada polisi, TNI, nggak masuk akal. Itu video di FB yang beredar diplintir saja karena nggak suka sama Bupati," jelasnya.


Tursino menganggap wajar Ganjar menolak menyerahkan uang bantuan yang mau diberikan Bupati karena bantuan tersebut memang bukan dari dirinya,  melainkan dari Sedulur Kebumen, kemudian Ganjar juga sudah menyerahkan bantuan kepada korban lain di Desa Karangduwur. 


"Mungkin menurut saya karena gitu, Pak Ganjar menolak memberikan karena bukan bantuan dari dirinya, jadi digambarkan disitu seolah-olah Pak Ganjar menolak diberikan uang oleh Bupati yang bahasanya "Suap". Itu salah besar, itu cara berpikir yang ngawur," jelasnya.


Kejadian tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Desa Karangduwur Tono. Ia  menyatakan ada salah seorang warganya bernama Poniran yang mendapat bantuan Rp15 juta dari Sedulur Kebumen untuk biaya relokasi rumahnya yang kena longsor. Pemberian bantuan dari Sedulur Kebumen tersebut juga diserahkan oleh Ganjar Pranowo.


"Salah seorang warga kami Pak Poniran juga mendapat bantuan dari Sedulur Kebumen Rp15 juta untuk relokasi rumah. Bantuan diberikan pada saat kujungan Pak Ganjar di Karangduwur, Ayah. Jadi saya kira tidak benar kalau video di Argopeni itu disebut sebagai upaya suap. Itu bantuan bencana, warga kami juga terima," jelas Tono.


Sementara itu Sesepuh Sedulur Kebumen Sugeng Budiawan yang hadir dalam kesempatan tersebut juga menyangkal adanya opini yang menyebut Bupati menyuap Ganjar. Menurutnya jelas itu tidak benar. Pihaknya selama ini memang fokus pada program bedah rumah untuk masyarakat yang memang perlu dibantu.


"Kemarin pada saat ada Pak Gubernur kita memang memberi bantuan untuk dua korban longsor di Argopeni dan Karangduwur, Pak Miswan dan Pak Poniran masing-masing kita beri Rp15 juta sama kramik 20 dus. Jadi kalau diartikan nyuap itu keliwat ngawur. Itu memang kita minta agar Pak Ganjar dan Pak Bupati yang menyerahkan," jelasnya. (al/dp)