Kethoprak Kebumen, Warisan Budaya yang Tetap Lestari di Tengah Arus Modernisasi
Kebumen, sebuah kabupaten di pesisir selatan Jawa Tengah, tidak hanya terkenal dengan alam dan kulinernya, tetapi juga menyimpan kekayaan seni tradisi yang beragam. Salah satu warisan budaya yang hingga kini masih lestari adalah kethoprak, sebuah seni pertunjukan panggung rakyat yang memadukan unsur drama, musik, tari, dan lawakan. Kethoprak adalah salah satu seni pertunjukan tradisional yang masih hidup dan terus dipertahankan, terutama di wilayah Jawa Tengah. Meskipun sering kali dikaitkan dengan Yogyakarta dan Surakarta, Kebumen memiliki gaya kethopraknya sendiri yang unik, dengan sentuhan lokal yang membedakannya. Pertunjukan ini tidak sekadar hiburan, melainkan cerminan dari budaya, sejarah, dan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa.
Apa Itu Kethoprak?
Secara umum, kethoprak adalah drama tradisional yang dimainkan oleh sekelompok pemain. Ceritanya sering kali diambil dari babad (sejarah), legenda, atau cerita rakyat, baik dari Jawa maupun luar Jawa, seperti kisah para wali atau bahkan cerita Tiongkok. Pertunjukan ini memadukan berbagai unsur seni, di antaranya:
- Seni Peran: Setiap pemain memerankan karakter tertentu, mulai dari raja, prajurit, hingga rakyat biasa. Dialognya disampaikan dalam bahasa Jawa, yang sering kali disesuaikan dengan tingkat sosial karakternya.
- Musik Pengiring: Pertunjukan kethoprak diiringi oleh gamelan, yang suaranya tidak hanya mengiringi dialog, tetapi juga menciptakan suasana yang dramatis, melankolis, atau bahkan riang.
- Tari: Beberapa adegan penting, seperti peperangan atau adegan istana, sering kali diiringi dengan gerakan tari yang indah dan penuh makna.
- Pakaian: Kostum yang dikenakan oleh para pemain sangat detail dan sesuai dengan karakter yang dimainkan, dari busana kebesaran seorang raja hingga pakaian sederhana seorang petani.
Sejarah dan Perkembangan
Kethoprak lahir di tanah Jawa sebagai kesenian rakyat yang biasanya dipentaskan pada malam hari dengan iringan gamelan. Di Kebumen, kethoprak berkembang sejak awal abad ke-20, dibawa oleh seniman-seniman lokal yang terinspirasi dari gaya Surakarta dan Yogyakarta, kemudian dipadukan dengan kekhasan daerah.
Seiring berjalannya waktu, kethoprak di Kebumen tidak hanya menjadi hiburan masyarakat desa, tetapi juga sarana pendidikan dan penyebaran nilai moral. Lakon-lakon yang dipentaskan sering kali diambil dari cerita sejarah Jawa, legenda, maupun kisah-kisah kepahlawanan.
Ciri Khas Pertunjukan Kethoprak Kebumen
Meskipun memiliki struktur dasar yang sama dengan kethoprak di daerah lain, kethoprak Kebumen memiliki beberapa keunikan. Salah satunya adalah dialek atau cara bicara yang digunakan. Penggunaan bahasa Jawa dengan logat dan intonasi khas Kebumen memberikan sentuhan lokal yang kuat dan membuat pertunjukan terasa lebih akrab bagi penonton setempat. Selain itu, nuansa lawakan (bodoran) dalam kethoprak Kebumen biasanya lebih segar, sederhana, dan merakyat.
Musik gamelan pengiring juga memiliki sentuhan khas, dengan penekanan irama yang lebih luwes sehingga mampu membangkitkan suasana dramatis maupun humoris. Kostum yang digunakan tetap mengacu pada busana tradisional Jawa, namun sering dipadukan dengan gaya lokal sesuai kebutuhan lakon.
Selain itu, tema cerita yang diangkat juga sering kali mengambil latar belakang sejarah lokal Kebumen atau cerita-cerita yang populer di kalangan masyarakat sana. Hal ini membuat kethoprak tidak hanya menjadi pertunjukan hiburan, tetapi juga media untuk melestarikan dan mengenalkan sejarah daerah kepada generasi muda.
Fungsi dan Pesan Kethoprak
Pertunjukan kethoprak di Kebumen umumnya digelar dalam berbagai acara penting, seperti hajatan pernikahan, khitanan, perayaan desa, hingga festival budaya. Lebih dari sekadar pertunjukan, kethoprak memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat:
- Media Edukasi: Cerita-cerita yang diangkat sering kali mengandung pesan moral, seperti pentingnya kejujuran, keberanian, dan kesetiaan. Hal ini menjadikannya sarana yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai luhur.
- Pelestarian Budaya: Kethoprak adalah salah satu warisan budaya yang tak ternilai. Dengan terus dipentaskan, seni ini dapat dipertahankan dan diturunkan ke generasi berikutnya.
- Hiburan Rakyat: Meskipun sarat makna, kethoprak tetaplah sebuah tontonan yang menghibur. Kekayaan dialog, banyolan (lelucon), dan improvisasi yang sering disisipkan membuat penonton bisa tertawa dan terhibur.
Tantangan dan Harapan
Di era modern ini, kethoprak menghadapi tantangan yang tidak mudah. Minat generasi muda terhadap seni tradisional sering kali kalah saing dengan hiburan modern. Namun, berbagai upaya terus dilakukan, baik oleh para seniman, sanggar seni, maupun pemerintah daerah. Melalui festival, workshop, dan pementasan rutin, diharapkan kethoprak Kebumen dapat terus hidup dan menjadi kebanggaan masyarakatnya.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, kethoprak khas Kebumen diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi daya tarik budaya yang membanggakan. Seni ini bukan sekadar tontonan, melainkan juga identitas budaya daerah yang perlu terus dijaga kelestariannya.
Kelompok Kesenian Kethoprak
Berdasarkan dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa kelompok Kesenian Kethoprak yang diketahui di Kebumen :
- Cakra Budaya: Salah satu kelompok kethoprak yang cukup terkenal pada periode tahun 1960-an, dipimpin oleh Bapak Ponimin.
- Siswa Budaya: Kelompok lain yang juga populer pada era yang sama, dipimpin oleh Ibu Sri Tumpuk.
- Pamong Budaya: Kelompok kethoprak ini didirikan oleh mantan Camat Karanganyar, Sri Kuntanti S.Sos, dan pemainnya terdiri dari pegawai pemerintah kecamatan dan perangkat desa di wilayah tersebut.
- Mustika Widya Kusuma: Kelompok kethoprak ini diketahui sering melakukan pementasan, termasuk melalui siaran langsung di media sosial.
- Ketoprak Gen Z: Kelompok yang terdiri dari pelajar SMA/SMK di Kebumen. Ini adalah sebuah inisiatif yang digagas oleh Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen untuk menarik minat generasi muda terhadap seni tradisional.
- PEPADI Kebumen: Merupakan Persatuan Pedalangan Indonesia. Meskipun lebih fokus pada wayang kulit, PEPADI Kebumen juga kerap kali mengadakan pentas kethoprak, sering kali dengan lakon-lakon yang mengangkat sejarah lokal.