INKUNGAN SYURAN BANYUMUDAL
Lokasi :
Di Masjid Banyumudal Kuwarisan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen . Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati seorang Tokoh Ulama besar jawa yang menurunkan para ahli agama dan Sunan dan memeriahkan bulan Syuran /Muharam . Pelaksanaannya jatuh pada Jum'at Kliwon atau kalau tidak ada hari Jum'at Kliwon pada bulan itu, maka dilaksanakan pada hari Jum'at Pon. Para peserta adalah warga Dusun Kuwarisan Kelurahan Panjer tak terkecuali baik itu muslim ,non muslim , penduduk asli maupun pendatang yang sudah menikah atau pernah menikah termasuk peserta adalah para keturunan yang ada di luar daerah sehingga tidak heran kalau setiap tahun jumlah peserta Tumpeng dan Ingkung semakin banyak sampai ribuan . Pada tahun 2005 perayaan itu masuk MURI dan mendapatkan penghargaan Tumpeng dan Ingkung terbanyak di Indonesia sebanyak 4557. Pada tahun ini 2009 perayaan Ingkungan Syuran dilaksanakan pada Hari Jum'at Kliwon Tanggal 2 Januari 2009 dan 18 Desember 2009 di laksanakan oleh sekitar 5500 KK atau 5500 Tumpeng dan Ingkung
PROSESI :
Pada Jum'at pagi para tokoh masyarakat menyembelih Ayam Jantan atau jengger yang sehat dan tidak cacat atau boleh ayam betina tetapi belum pernah bertelur tentunya yang sehat,tidak cacat dan bersih. Kemudian ibu-ibu memasaknya dengan cara digulai dan memasukan ayamnya ke dalam keadaan diingkung . selama proses memasak tersebut tidak boleh dicicipi sampai sebelum diberi doa tahlil setelah sholat jum'at Tambahan menu Gulai , ibu-ibu juga memasak Lauk pauk . Usai Sholat Jum'at, Tumpeng dan Ingkung dibawa ke Masjid bersama keluarga . Acara dimulai dengan kirab Tumpeng dan Ingkung dari Balai Desa /Kelurahan Panjer . Bupati, Dinas, Muspika ,Lurah melaksanakan kirab dan masyarakat yang dipegang oleh RW dan RT dilingkungan Kelurahan Panjer membawa Tumpeng dan Ingkung dengan ditandu dan dibawa menuju Masjid Banyumudal. Dengan diiringi Kesenian tradisonal para warga membawa Tumpeng dan Ingkung dengan cara digendong ada pula yang menggunakan becak . Yang hadir dalam Undangan adalah Bupati , Muspika dan para tokoh agama dan masyarakat . Kegiatan Inti adalah pembacaan Tahlil yang diimami oleh Tokoh Agama Senior setelah selesai kemudian serah terima ingkung dari Lurah selaku Pimpinan Desa kepada Bupati untuk selanjutnya dipotong-potong tumpengnya untuk diserahkan kepada masyarakat melalui Tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang diundang pada acara tersebut dan dimakan bersama-sama . Para warga dan masyarakat yang mengikuti dan dengan keluarga yang membawanya (Kakek,Nenek,Cucu dan buyut) makan Tumpeng dan Ingkung di Masjid atau dihalaman yang sudah disediakan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Acara Ritual Keagamaan Makan Tumpeng dan Ingkung di Masjid bertujuan :
- Makan Nasi dan Lauk Ayam adalah untuk meningkatkan Gizi Keluarga (dianjurkan oleh agama pada bulan Muharram untuk makan makanan yang bergizi ).
- Bagi-bagi Tumpeng dan Ingkung kepada Saudara dan orang yang lebih tua dan khususnya kepada Fakir Miskin dan anak Yatim Piatu adalah konversi perbuatan hormat pada orang yang sepuh (tua) makanya sebelum dibacakan doa makanan tidak boleh dimakan dulu /dicicipi sebagai bentuk amal sodakoh dimana pada hari ke 10 bulan Muharram diperintahkan oleh agama untuk memperbanyak memberikan amal khususnya kepada Fakir Miskin dan para yatim Piatu .
- Ayam dalam keadaan Diingkung adalah filosofi manusia , bahwa orang sebelum meninggalkan alam fana/dunia mewajibkan melakukan sholat agar meninggalnya dalam keadaan Chusnul Chotimah (Baik perbuatanya dan diterima arwahnya) .
- Warga dan keturunan datang sendiri ke masjid sebagai bentuk Ikatan kekeluargan dan persahabatan dimana keluarga dan keturunan yang sudah terpisah jauh atau belum mengenal satu sama lainnya menjadi bersatu kembali dan mengikat ikatan keluarga ( ngumpulaken balung pisah : jawa)
- Undangan terdiri dari Tokoh Agama dan Masyarakat dengan Pimpinan Pemerintah sebagai berputar bersatu dan bertemunya umat manusia baik dari kalangan penguasa wilayah dan maupun rakyatnya.
RIWAYAT SINGKAT
Acara Syuran dengan cara membawa Tumpeng dan Ingkung tidak lepas dari sejarah Tokoh Ulama Besar Syech Ibrohim Asmara Kandi yang melakukan Syiar Islam di Tanah Jawa dan berdirinya Masjid Banyumudal sebagai sarana tempat ibadah pertama di Kebumen.
Masjid Banyumudal adalah Masjid yang didirikan oleh seorang Aulia yang bernama Syech Ibrohim Asmara Kandi yang hidup pada masa Raja Cempa sekitar pertengahan abad 15 Masehi (Daerah Demak-Jepara) dan mengajak Raja Cempa pada waktu itu untuk memeluk agama Islam. Beliau adalah seorang ulama besar yang berasal dari daerah Asia Timur (Samarkan, yaitu Negara bagian Uni Soviet kira-kira di Ubekistan atau Kanzakstan). Beliau adalah seorang syiar yang mengembangkan agama Islam di tanah. Dalam melaksanakan syiarnya Syeh Ibrohim Asmara Kandi selain sudah dibekali ilmu pengetahuan tentang Islam juga dibekali alat transportasi berupa hewan piaraan yaitu kuda dan juga seekor hewan piaraan yang sangat disukai adalah harimau.
Mustaka Masjid dari terakota
Sebagai bukti bahwa beliau telah melakukan perjalanan, dapat dibuktikan dengan ditemukan dan dipeliharanya benda-benda purbakala yang sampai saat ini masih dijaga kelestariannya