Belajar Melek Anggaran Ke Formasi

KEBUMEN - Belasan anak muda siang itu dijemput dua mobil dari tempat penginapan warga di Desa Kewayuhan, Pejagoan, Kebumen. Mereka segera duduk melingkar di rumah panggung sederhana di belakang sekretariat LSM Formasi Kebumen.

Meskipun baru tiba dari luar provinsi pukul 04.00 Senin pagi, siangnya mereka tetap segar dan bersemangat. Padahal belasan anak muda itu datang dari berbagai kabupaten kota, mulai dari Mamuju (Sulawesi Barat), Makassar, Sinjai, Bone, Gorontalo, Maros, Enrekang, Palu, Medan, Palembang, Mataram, Pontianak dan Riau.

"Mereka kami fasilitasi selama dua puluh hari melek anggaran atau magang peningkatan kapasitas analisis perencanaan anggaran yang responsif gender," tandas Pimpinan Program Forum Masyarakat Sipil (Formasi) H Yusuf Murtiono yang memandu acara tersebut.

Setelah 16 anak muda itu mengikat kontrak kegiatan selama 20 hari, segera audiensi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kebumen H Adi Pandoyo SH MSi di Setda. Adapun agenda yang dipelajari aktivis meliputi pengenalan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) kemiskinan dan gender. Kemudian analisis perencanaan pembangunan daerah dan advokasi.

Menurut Yusuf, melalui kegiatan magang belajar perencanaan anggaran itu diharapkan lahir aktivis LSM yang memahami isu-isu perencanaan. Selain itu juga penganggaran yang memihak ke rakyat miskin dan responsif gender.

"Kami juga mendorong mereka memiliki analisa mendalam tentang demokratisasi anggaran, siklus perencanaan dan regulasinya," kata dia.

Supaya Efektif

Dia ungkapkan, melalui kegiatan belajar melek anggaran itu diharapkan para aktivis muda daerah tersebut memiliki penguasaan membaca anggaran. Di samping itu juga menganalisa dokumen perencanaan penganggaran di daerah supaya anggaran yang dikucurkan pemerintah benar-benar bermanfaat. "Terutama bagi rakyat miskin," imbuhnya.

Abdul Gofur dari aktivis LSM Makassar mengungkapkan, di daerahnya sudah banyak anggaran diberikan pemerintah. Namun pengawalannya masih lemah. "Demikian pula peran media belum maksimal dalam peliputan pemberdayaan anggaran," kata dia.

Hal senadan diungkapkan Firhan Rimbawan dari Mamuju. Bahkan dia menilai kerja sama media dengan LSM di daerahnya masih belum terkoordinasi dengan baik. Media lokasi lebih banyak menulis agenda pemerintah, kegiatan politik dan kriminalitas.

sumber : Harian Suara Merdeka

SM.jpg