Kualitas Durian Mirit Turun

KEBUMEN  - Kecamatan Buluspesantren hingga Mirit menjadi sentra durian Kebumen. Hanya saja, musim durian kali ini berbarengan dengan musim hujan yang berakibat menurunnya kualitas dan produksi durian.

Hujan membuat rasa durian tidak begitu manis. Selain itu, agak lembek sehingga kurang maknyus. Menurunnya kualitas durian diakui Karto (65) petani yang juga penjual durian warga Desa Brecong, Kecamatan Buluspesantren, Rabu (16/1).

Karto yang berjualan durian di pinggir jalan lintas selatan (JLS), selalu mengungkapkan menurunnya kualitas durian kepada setiap konsumen yang datang. Hal itu untuk mengantisipasi komplain dari konsumen.

"Mau bilang apa kalau memang kualitas durian lagi turun akibat hujan," ujar Karto yang menjual durian yang dipetik sendiri dari pekarangannya, serta durian yang didatangkan dari desa sekitar di Kecamatan Buluspesantren dan Ambal.

Meski kualitas durian lokal Kebumen lagi turun, nyatanya tetap diburu oleh 'penggila' durian. Apalagi harganya terbilang murah, hanya Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu perbuah. "Kalau di Kota Kebumen, dengan besar yang sama, harganya bisa dua kali lipat," ungkap Hudi (30) yang bersama 2 temannya begitu lahap hingga menghabiskan 8 durian di tempat Karto berjualan.

Ditemui terpisah, Cahyo (35) warga Desa Maduretno, Kecamatan Buluspesantren, mengaku dari beberapa pohon duriannya, sebagian besar tidak berbuah. Kalaupun ada yang berbuah, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. "Padahal tahun lalu, semua pohon berbuah lebat. Rata-rata satu pohon bisa menghasilkan Rp 1 juta," ujar Cahyo. (Suk)(KRjogja.com)

158507.jpg