Perajin Lampion Kerang Terbentur Modal
KEBUMEN - Sudah 10 tahun lebih Suratno (45) warga Dukuh Wonosari, Desa Demangsari, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, menekuni kerajinan lampion dari kerang laut. Hanya saja, ia mengalami kesulitan mengembangkan usaha karena terbentur modal.
Harapan mendapatkan bantuan atau pinjaman lunak dari pemerintah, tak juga kunjung terwujud meski sudah cukup lama ia mengajukan proposal. "Beberapa tahun yang lalu, pernah ada tawaran dengan syarat membuat proposal. Namun sampai sekarang tidak ada kabarnya," keluh Suratno.
Suratno menekuni kerajinan lampion kerang dari hanya coba-coba. Awalnya, ia hanya iseng membuat lampion kerang setelah melihat lampion kerang yang ditunjukan oleh tetangga.
Ketelatenannya membuahkan hasil karena lampion kerang buatannya selalu laris manis. Apalagi selama musim liburan ini, ia sampai kewalahan memenuhi pesanan para pedagang. Bahkan pesanan terus mengalir untuk persiapan lebaran mendatang.
Keterbatasan modal memaksa ia harus kerja sendiri. Padahal ada keinginan mengembangkan usaha dengan melatih pemuda setempat membuat lampion. "Karena kerja sendiri, dalam sehari hanya mampu membuat 7 lampion susun 2. Untuk yang susun 3, hanya 5 lampion," ujar Suratno.
Meski desanya dekat dengan pantai selatan, namun bahan baku berupa cangkang kerang simping warna putih dan merah, harus didatangkan dari pantai utara. Sedangkan kerang gulung berukuran kecil, bisa dengan mudah diperoleh dari pantai di Kabupaten Kebumen. "Kerang simping harus dibeli dari Tegal," jelas Suratno. (Suk)