Budidaya Burung Hantu, Cara Alami Basmi Tikus ; Gropyokan Tangkap 5200 Ekor Tikus
Bagian Humas dan Protokol Setda Kebumen -- Berbagai strategi dilakukan untuk melawan hama tikus pada tanaman. Baik penanganan memakai bahan kimia tacun tikus (rodensida),maupun dengan cara alami model gropyokan hingga dengan memanfaatkan burung hantu.
Dari hasil pengamatan,ternyata burung hantu merupakan predator yang handal, dengan kemampuan memangsa 6 - 8 ekor tikus per hari. Sehingga bisa mengimbangi pertumbuhan tikus, yang tiap pasang tikus bisa beranak pinak hingga 2000 ekor per tahunnya.
Tak heran bila Gropyokan yang dilakukan oleh para petani di Kecamatan Karanganyar baru-baru ini, berhasil menangkap tak kurang dari 5200 ekor tikus. Untuk memberikan pemahaman tentang hal tersebut, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen memberikan pelatihan penerapan burung hantu bagi para penyuluh dan petani,baru-baru ini.Pelatihan mendatangkan narasumber Tim Penangkaran Burung Hantu dari Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak. Dihadirkan juga Pengamat Hama Tanaman serta Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh Kabupaten Kebumen.
Rubuha
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen Ir Pudjirahaju mengatakan saat ini tengah dikembangkan budidaya burung hantu, yang diawali dengan pembuatan percontohan rumah-rumah burung hantu (rubuha) di setiap Balai Penyuluh Pertanian ( BPP ) di 26 Kecamatan." Pembuatan rubuha diharapkan bisa ditiru oleh para petani, untuk membuat rubuha-rubuha di lahan miliknya " ungkap Pudji.
Ditambah lagi,di Kabupaten Kebumen banyak ditemukan komunitas burung hantu yang berpotensi dikembangkan sebagai musuh alami hama tikus. Dengan pemanfaatan burung hantu, terbukti bisa menekan kerusakan tanaman yang disebabkan hama tikus. Penelitian di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak menunjukan kerusakan padi oleh tikus yang bisa mencapai 60 % bisa ditekan tinggal 1,2 % atau dengan kata lain burung hantu telah mengurangi tingkat kerusakan tanaman hingga 57,8 % -nn