Pertanian Organik Digalakkan



KEBUMEN - Pertanian organik perlu terus disosialisasikan dan digalakkan di kalangan petani. Saat ini, banyak petani masih enggan melakukan pertanian menggunakan pola organik karena dianggap kurang menguntungkan dibanding sistem non-organik. Padahal pertanian organik memiliki beberapa keunggulan, diantaranya nilai jual yang lebih tinggi dibanding beras biasa.

Demikian disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Karanganyar, Agus Trilastiono (40) saat melatih sebanyak 60 petani di Balai Desa Sidomukti, Kecamatan Admimulyo, Sabtu (3/11). Pelatihan penerapan pertanian organik tersebut dalam rangka mendukung Peningkatan Produksi Baras Nasional (P2BN) yang sedang digalakkan pemerintah.

Dia mengatakan, ketergantungan petani yang cukup kuat terhadap sistem non-organik cukup menyulitkan pemerintah dan beberapa pihak untuk merubah pola tersebut. Padahal, dari segi kesehatan beras organik lebih sehat untuk dikonsumsi karena tidak mengandung obat kimia.

"Selain itu, harga jualnya juga tinggi. Memang butuh ketelatenan dalam tanam sistem organik," tutur dia.

Pada kesempatan pelatihan tersebut petani diterangkan cara tanam padi menggunakan model organik murni. Harapannya petani tersebut akan menjadi penggerak pertanian organik di wilayahnya masing-masing.

Lebih lanjut Agus memaparkan, sampai saat ini, produksi beras organik di kelompok Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya tersebut mencapai 70 ton per tahun. Beras tersebut sangat diminati masyarakat kalangan menengah ke atas. Pemasarannya hanya cukup pulau Jawa saja, itu pun masih kurang, aku dia. Jenis padi organik yang dikembangkan yakni C-4. (K42-91)

sumber : suaramerdeka