Tetap Bikin Tudung Meski Hasilnya Sedikit

KEBUMEN - Desa Grujugan Kecamatan Petanahan menjadi sentra kerajinan tudung atau caping di Kabupaten Kebumen. Hampir semua warga membuat kendati terkadang hasilnya tidak cukup untuk menutup kebutuhan sehari-hari.

Di Desa Grujugan, produk kerajinan berbahan baku bambu itu, melibatkan semua usia, dari anak-anak hingga orangtua, laki-laki maupun perempuan. Ada yang hanya membuat lambar (anyaman bambu berbentuk kerucut), dan ada yang merakit lambar hingga menjadi tudung siap jual.

Samiran (51) salah satu perajin tudung mengungkapkan, dalam sehari rata-rata hanya bisa membuat 10 tudung. Modal yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan baku Rp 51 ribu. Ketika dijual, 10 tudung hanya laku Rp 60 ribu.

"Kerja sehari, satu orang hanya dapat Rp 9 ribu. Kalau bukan karena sudah terbiasa membuat tudung, pasti tidak ada yang mau," ujar Samiran sambil membuat tudung bersama para tetangga di halaman rumahnya, Kamis (18/10).

Kebiasaan warga Grujugan membuat 'topi pak tani' itu karena warisan nenek moyang. Keahliannya pun diperoleh secara turun-temurun. Tidak mengherankan meski hasilnya sedikit, warga tetap membuat tudung. (Suk) (KRjogja.com)

147251.jpg