Perajin Genting Kesulitan Bahan Baku

KEBUMEN - Perajin genting mengaku makin kesulitan mendapatkan bahan baku. Mereka terpaksa mencari bahan baku di luar wilayah berjarak sejauh 10-15 kilometer dari pabrik. Akibatnya, biaya produksi genting pun makin mahal. Dengan demikian, pendapatan perajin pun makin berkurang. Perajin genting soka, Khudlori (43) mengatakan, kelangkaan bahan baku itu terjadi sekitar sepuluh tahun terakhir. Mereka terpaksa mencari bahan baku ke luar desa berjarak 10 sampai 15 kilometer menggunakan truk. 

''Biaya tenaga dan transportasi menjadi bertambah,'' kata dia, Selasa (25/9). 
Kendati demikian, perajin tidak bisa berbuat banyak, karena kegiatan produksi harus tetap berjalan untuk menopang hidup keluarga. Kerajinan genting di Kabupaten Kebumen sudah ada sejak zaman Belanda dan masih bertahan hingga kini. Banyaknya jumlah perajin mengakibatkan bahan baku makin berkurang dan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Bahkan, konon, untuk memperbaiki lahan sawah bekas penambangan genting membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa ditanami kembali. 

Lebih jauh Khudlori menjelaskan, sebenarnya produksi genting membutuhkan bahan baku tanah dengan kriteria khusus. Tanah tersebut tentu hanya ada di wilayah tertentu seperti di wilayah Pejagoan. Tetapi karena lahan sudah tidak memungkinkan, maka perajin mencari ke daerah lain dengan kualitas tanah yang berbeda. Pada tahap awal, perajin mengaku pesimistis bisa memproduksi tanah dari luar daerah, karena seringkali pecah saat dibakar. Namun saat ini perajin menggunakan campuran berupa pasir laut, sehingga tanah tersebut bisa diolah menjadi genting. 

Perajin lain, Sodiman (52) mengatakan, campuran pasir itu juga menyebabkan biaya produksi bertambah. Dari segi ekonomi, perajin genting saat ini relatif hanya mampu bertahan saja untuk menyukupi kebutuhan dapur. Dibandingkan zaman dahulu, kerajinan genting saat ini dinilai tak lagi menjanjikan keuntungan lebih, mengingat makin sulitnya bahan baku dan tenaga kerja. 
''Saat ini perajin tidak punya pilihan lain, selain hanya bertahan dan meneruskan warisan para pendahulu,'' ucap dia. (K42-78,88)

sumber : suaramerdeka.com

kominfokebumen13032017a.jpg kebumenkab.go_.id15032017a_.jpg