Patut Ditiru, Desa ini Canangkan Gerakan Maghrib Mengaji dan Mematikan Televisi
KEBUMEN - Desa Soka yang berada di Kecamatan Poncowarno mempunyai program menarik yakni Gerakan Maghrib Mengaji dan Mematikan Televisi (Gemati). Sebagai Uji coba, gerakan tersebut sudah dilaksanakan sejak Bulan Ramadhan lalu.
Setelah sukses dilaksanakan, kini progam Gemati resmi menjadi program desa. Itu setelah dilaksanakan launching program Gemati, Sabtu (16/7) malam. Hadir dalam launching tersebut Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kebumen Drs Mahmud Fauzi MSI, Muspika Kecamatan Poncowarno dan KH Nasikhudin.
Kepala Desa Soka Kecamatan Poncowarno Fathul Mubin mengatakan, diawali dari keprihatinan bersama akan sepinya warga yang datang ke mushola dan masjid, maka pihaknya berserta dukungan dari tokoh masyarakat membuat program tersebut. Menurutnya dulu setiap waktu maghrib baik mushola maupun masjid selalu ramai dikunjungi warga untuk sholat berjamaah.
Namun pesatnya perkembangnya teknologi tampaknya berimbas pada enggannya warga untuk sholat berjamaah di mushola maupun masjid. “Kalau tidak dicanangkan program seperti ini dikhawatirkan mushola dan masjid akan semakin sepi,” tuturnya disela-sela acara.
Dijelaskannya, dalam pelaksanaan Gemati, setiap waktu Maghrib bagian Linmas Desa, akan berkeliling untuk memastikan tidak ada televisi yang dinyalakan, selama pukul 17.00-19.30 WIB. Pada Gemati ini orang tua diharapkan tidak hanya menyuruh anaknya untuk pergi ke mushola atau masjid melainkan mereka juga mengajak anak-anaknya. Sehingga yang ke masjid ataupun mushola bukan hanya anaknya saja, melainkan bersama dengan orang tuanya.
“Selain itu di Desa Soka, anak SD/MI juga diwajibkan ikut TPQ yang sudah ada di setiap dusun. Sehingga setelah lulus SD/MI, anak-anak telah bebas dari buta baca dan tulis Al Quran,” katanya.
Asisten I Bidang Perintahan Setda Kebumen Drs Mahmud Fauzi MSI menyambut baik dan mendukung adanya program Gemati itu. Menurutnya saat ini program tersebut baru ada di Desa Soka. Faozi juga berharap program Gemati ini dapat dicontoh oleh desa lain. “Khususnya untuk Kecamatan Poncowarno dan Kabupaten Kebumen pada umumnya,” paparnya ketika memberi sambutan.
Sementara itu KH Nasikhudin dalam mauidhotul khasanahnya menyampaikan tentang pentingnya pendidikan agama bagi anak. Sebab merupakan suatu kewajiban bagi orang tua untuk mendidik agama kepada para anaknya. “Memberikan pendidikan agama wajib hukumnya bagi orang tua, jika tidak mampu maka orang tua harus menyerahkan anaknya untuk dididik di TPQ,” ungkapnya.
Wulandari (25) warga RT 1 RW 1 desa setempat mengaku senang dengan adanya program tersebut. Dengan adanya Gemati, minimal anak-anak dan orang tua akan rajin ke mushola ataupun masjid. Dengan demikian akan tercipta suasana sosial yang baik di masyarakat. (mam) (kebumenekspres.com)