Dampak Proyek JJLS Ditindaklanjuti

KEBUMEN – Penyedia jasa dari kerja sama operasi (KSO) PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Armada Hada Graha menindaklanjuti dampak proyek jaringan jalan lintas selatan (JJLS).

Terutama di jalur Puring-Petanahan yang sebagian mengalami kerusakan akibat dilalui truk pengangkut urukan JJLS dari Buayan.

“Penanganannya dilakukan secara khusus,” kata Penanggung Jawab KSO PT PP dan PT Armada Hada Graha, Setya Nanda Kurniawan kepada Suara Merdeka, kemarin. Penanganan khusus itu dengan penambalan lubang (patching).

Selain itu dengan meratakan jalan menggunakan sirtu. Sehingga, jalan yang terkena dampak proyek JJLS itu pun dapat dimanfaatkan saat mudik Lebaran. Kendati demikian, tidak semua jalan mengalami kerusakan.

Hanya jalan tertentu saja, yaitu ruas jalan kabupaten yang digunakan untuk akses pengangkutan material urukan ke lokasi proyek. Sedangkan yang melewati Jalan Daendels, yang masuk jalan provinsi, saat ini sudah dialihkan.

Untuk lokasi pengambilan material urukan pun hanya berada di Buayan dan Desa Korowelang, Kecamatan Kutowinangun. Sehingga, selain lokasi tersebut bukan yang diambil untuk pengurukan proyek JJLS.

Paket RRDP

Lebih lanjut, terkait proyek JJLS yang dikerjakannya hingga 2018 itu bernama paket Regional Road Development Project (RRDP), dari Tambakmulyo, Puring-Wawar, Mirit. Pihaknya pun selalu koordinasi dan konsolidasi terkait permasalahan yang ada, baik pada saat maupun yang diakibatkan proyek tersebut.

Sebelumnya Nanda melakukan survei dan rapat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Kebumen yang dipimpin Sekda Adi Pandoyo.

Dan menyusul adanya undangan dari DPRD Kabupaten Kebumen kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Februari silam, juga telah dilaksanakan penanganan yang bersifat sementara untuk menjaga agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Selanjutnya pada 8 Juni pihaknya mengumpulkan subkontraktor dan supplier terkait pekerjaan tanah.

Dari hasil pertemuan tersebut, jalan akses material menjadi tanggung jawab ketiga belah pihak, yakni quarry dan supplier, subkontraktor, dan pihak main kontraktor.

“Ini membuktikan kami selaku pelaksana proyek sangat merespons terkait kerusakan jalan akses dari quarry (penambangan terbuka) menuju lokasi proyek,” tandas Nanda. (K5-32)

sumber : suaramerdeka.com