Tradisi Unik Warga Panjer Tunggu Buka Puasa

Pilih Perlintasan KA, Baru Pulang Setelah KA Kutojaya Utara Melintas

Ada banyak cara dilakukan warga masyarakat menunggu waktu berbuka puasa tiba. Tak terkecuali warga Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen dan sekitarnya ini yang memilih menunggu buka puasa di perlintasan kereta api (KA). Lalu mengapa lewatnya KA Kutojaya Utara menjadi istimewa dalam momen ngabuburit itu?

-----------------------
Imam,Kebumen
----------------------
SUDAH dalam beberapa hari selama puasa ini, perlintasan KA 564 yang berada di sebelah Barat Stasiun Kebumen dibanjiri warga. Setiap sore perlintasan KA itu selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari segala usia. Sebagian berkumpul di tepi rel.  Bahkan ada yang sebagian "menduduki" jalur rel kereta api.

Hal ini juga menjadi penarik bagi para pedagang musiman. Pemandangan tersebut sepertinya sudah merupakan bagian dari tradisi setiap datangnya Bulan Ramadhan. Nurrohman (36) salah satu warga mengatakan, kegiatan ngabuburit di perlintasan KA menjadi ajang rekreasi tersendiri di bulan puasa.

Setelah seharian kerja, pada sore harinya  dapat digunakan untuk refreshing bersama anggota keluarga sembari menunggu waktu berbuka puasa. “Ini juga untuk mengalihkan pikiran anak-anak agar tidak selalu merasa lapar dalam menunggu buka puasa,” terangnya.

Nah, ada yang unik di momen-momen tersebut. Salah satunya, mereka begitu menunggu lewatnya KA Kutojaya Utara. Menurut Nurrohman, ada alasan khusus mengapa KA Kutojaya Utara selalu ditunggu. "KA Kutojaya Utara adalah kereta yang terakhir melintas sebelum berbuka puasa. Kalau kereta itu (KA Kutojaya Utara) sudah lewat, tandanya buka puasa hampir tiba," katanya.


Penjaga pintu perlintasan kereta api 564,  Subuh (26), membenarkan KA Kutojaya Utara jurusan Kutoarjo-Pasar Senen bisa dijadikan "patokan" waktu buka puasa. Mengingat, KA itu melintas di pintu perlintasan 564 pada pukul 17.30 WIB. "Sesuai dengan jadwal buka puasa tahun 2016 ini, kereta api tersebut merupakan yang terakhir melintas sebelum buka puasa," katanya.

Di sisi lain, Subuh mengatakan, kegiatan ngabuburit di rel kereta api sebenarnya berbahaya. Oleh sebab itu, dia menyarankan para tua sangat untuk selalu memantau anak-anak saat ngabuburit di tempat tersebut. “Memang banyak orang sih, tapi tetap harus waspada. Jika orang tua sampai terlena bisa jadi, akan bahaya bagi anaknya,” katanya.(*) 

 

sumber : http://www.kebumenekspres.com