Warga Kebumen Nonton Bareng Gerhana Matahari
KEBUMEN, – Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi di Indonesia,Rabu (9/3) dimanfaatkan oleh sebagian warga Kebumen untuk menyaksikan momentum langka tersebut. Meskipun gerhana matahari yang terlihat dari Kebumen hanya berupa gerhana sebagian dengan persentase penutupan matahari 85,4 % namun tak menyurutkan antusias warga menyaksikannya.
Acara nonton bareng gerhana matahari digelar di kompleks Masjid Al Mujahidin Karanganyar, Kebumen. Kegiatan itu dilaksanakan atas kerjasama Pondok Pesantren Mambaul Ikhsan Karanganyar, Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen dan Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kebumen.
Usai melaksanakan solat gerhana matahari secara berjamaah, warga keluar dari masjid untuk menyaksikan proses gerhana matahari menggunakan tiga teleskop yang disediakan namun satu teleskop tak bisa digunakan lantaran tidak dilengkapi filter.
Selain itu juga disediakan sekitar 20 kacamatan khusus yang dilengkapi dengan filter ND5. Tak hak hanya orang dewasa, anak-anak juga tampak antusias menyaksikan peristiwa langka tersebut. Di sela-sela acara warga mendapatkan informasi mengenai fenomena gerhana matahari dari Tim Ahli BHRD Kebumen, Ma’rufin Sudibyo.
Menurut Ma’rufin Sudibyo, durasi gerhana matahari di Kebumen berlangsung selama 2 jam 14 menit. Gerhana matahari dimulai saat cakram bulan tepat mulai nampak menyentuh bundaran matahari sekira pukul pukul 06.20.
Saat itu Matahari sedang sepenggalah dengan tinggi 8 derajat dari ufuk timur dan berposisi di sekitar titik timur (azimuth 93 derajat). Sedangkan puncak gerhana terjadi pada pukul 07.23. Pada saat itu, matahari setinggi 23 derajat pada azimuth 91 derajat. Sebelumnya cakram bulan kian bergerak jauh menjajah Matahari sehingga sang surya kian redup.
“Persentase penutupan matahari di Kebumen adalah 85,4 %. Wajah matahari yang masih terlihat dan memancarkan cahaya tinggal 14,6 % saja,” ujar Ma’rifun Sudibyo menyebutkan matahari seakan-akan menjadi berbentuk sabit.
Situasi tersebut tak bertahan lama. Gerak bulan membuatnya mulai meninggalkan wajah matahari secara berangsur–angsur. Sekira 08.34 WIB, saat matahari berketinggian 41 derajat dengan azimuth 89 derajat kondisi mulai normal kembali.
Peristiwa Langka
Menurut Ma’rufin Sudibyo, gerhana matahari merupakan peristiwa langka. Secara kasat mata gerhana matahari terakhir di Kebumen terjadi pada 29 Januari 2009 juga sebagai gerhana sebagian. Saat itu gerhana terjadi pada sore hari dengan persentase penutupan Matahari 84,5 %. Pada 14 Januari 2010 dan 5 Mei 2013 juga terjadi gerhana matahari, yang lagi–lagi muncul sebagai gerhana sebagian.
“Namun begitu keduanya sangat sulit diamati. Persentase penutupan matahari dalam puncak gerhana 2010 hanya 3 %. Sehingga sangat sulit diamati. Sebaliknya gerhana 2013 terjadi tepat pada saat matahari terbit, sehingga mustahil untuk mengamatinya,” ujarnya.
Jumadi, salah satu warga Karanganyar mengatakan, karena perkembangan teknologi semakin canggih saat ini gerhana sudah bisa diamati dengan bantuan teleskop dan kacamatan khusus. Dia mengingat pada saat gerhana matahari total tahun 1983, seluruh warga tidak diperbolehkan keluar rumah, apalagi menonton bersama gerhana matahari.
“Zaman dahulu, genteng kaca di rumah saja harus ditutup agar kita tidak terkena paparan sinar matahari saat terjadi gerhana,” ujar Jumadi yang ikut nonton usai mengikuti salat sunat gerhana matahari.
(Supriyanto/CN19/SMNetwork) suaramerdeka.com