Masyarakat Diminta Turut Menjaga Kelestarian Populasi Ikan
Bagian Humas dan Protokol Setda kebumen --- Masyarakat diminta turut menjaga kelestarian populasi ikan. Dengan cara tidak menangkap ikan dengan menggunakan alat atau bahan yang dapat merusak lingkungan.Serta ikut melakukan pengawasan sumber daya perikanan yang ada di lingkungan sekitar masing-masing. " Masyarakat diharapkan ikut berperan aktif dengan cara memberikan peringatan apabila ditemukan adanya penggunaan alat atau bahan yang berbahaya saat menangkap ikan " ucap Kabid Kelautan Dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Kebumen Sri Pambudi, S.Pt, M.Sc, Rabu ( 13/1).
Bahkan menurut Sri Pambudi, larangan penggunaan bahan atau alat yang merusak lingkungan, telah diatur dalam UU No 45 Tahun 2009, dimana pelanggar akan dikenai sanksi hukuman kurungan maksimal 6 tahun serta denda setinggi-tingginya 1,2 milyar. Pihaknya saat ini terus mensosialisasikan UU tersebut, mengingat masih banyak anggota masyarakat yang belum mengetahui keberadaan UU tersebut. dari sosialisasi tersebut diharapkan bisa merubah mindset/ pola pikir masyarakat agar tidak bersikap egois, tanpa memikirkan keberlanjutan kehidupan populasi ikan di masa mendatang. Upaya lainnya dengan memasang papan - papan peringatan larangan menggunakan alat tangkap ikan yang merusak lingkungan.
Upaya pelestarian sumber daya perikanan juga dilakukan dengan cara menebar benih ikan secara berkala di sejumlah perairan umum seperti waduk dan sungai. Pada tahun 2016, telah disiapkan penebaran ikan nila sebanyak 70 ribu di Waduk Sempor . Sementara pada tahun 2015, sebanyak 75 ribu benih ikan nila yang bersumberkan dari Dana APBD Propinsi ditebar di Jembangan dan dari Dana APBD Kabupaten Kebumen dilakukan penebaran benih ikan bandeng air tawar di Waduk Sempor sebanyak 50 ribu ekor. Serta di Sungai Lukulo sebanyak 40 ribu ekor dan 50 ribu ekor benih ikan di Jembangan.
Motor Penggerak
Dan untuk mengikutsertakan masyarakat dalam pengawasan sumber daya perikanan saat ini telah terbentuk Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Perikanan (POKMASWAS) di desa-desa yang saat ini berjumlah 12 kelompok. Diharapkan POKWASMAS ini akan direplikasi oleh desa-desa yang lain. Desa yang telah memiliki POKWASMAS yaitu Desa Karangduwur, Desa Ayah, Desa Pasir dan Desa Argopeni Kecamatan Ayah, Desa Sempor Kecamatan Sempor, Desa Sadang Wetan Kecamatan Sadang, Desa Wiramartan Kecamatan MIrit, Desa jatimulyo kecamatan Alian, Desa Kedungdowo Kecamatan Poncowarno, serta Desa Candi dan Plarangan kecamatan karanganyar Diharapkan POKMASWAS bisa menjadi motor penggerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kelestarian sumber daya perikanan di desanya.
Penggunaan alat/bahan yang merusak ikan seperti alat setrum ikan, akar tuba dan racun , tidak hanya membunuh ikan besar, tetapi ikan-ikan kecilpun ikut mati. Sehingga lambat laun populasi ikan akan punah, dan generasi anak cucu di masa mendatang tak akan mendapati ikan di sungai-sungai lagi. " Saat ini sudah sangat sulit kita temukan jenis ikan sepat, sili, boso dan gabel, padahal jenis ikan tersebut dulu banyak kita temui di sepanjang sungai atau parit di sekitar rumah kita " ucap Sri Pambudi.
Ungkapan senada disampaikan salah satu ibu rumah tangga asal Desa Gemesekti Yuli (38) yang merasa kangen dengan gurihnya ikan kali semacam bayong, licingan, serta sepat yang dulu banyak terlihat di parit kecil dekat rumahnya. " Sekarang masih ada, tapi sudah sangat berkurang jumlahnya, paling-paling kalo lagi kepengin, beli lunjar atau wader di pasar " ungkapnya.
Dengan terjaganya kelestarian sumber daya perikanan, maka masyarakat akan lebih mudah dalam mencari ikan. Sehingga nantinya akan meningkatkan pendapatan keluarga serta meningkatkan angka konsumsi ikan, terutama bagi anak-anak usia dini. Sehingga akan tumbuh generasi emas yang sehat, kuat dan cerdas. Apalagi tingkat konsumsi ikan masyarakat Kebumen tergolong masih rendah , pada tahun 2014 baru mencapai 12,28 kg/ kapita per tahun. Kampanye Gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan) juga terus dilakukan ke sekolah-sekolah, dengan sasaran siswa, guru dan para orang tua . -nn