HIV-AIDS di Kebumen Makin Mengkhawatirkan, Capai 475 Kasus

KEBUMEN- Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen terus mengalami peningkatan. Hingga akhir November 2015, jumlah kasus HIV/AIDS di kabupaten dengan slogan Beriman ini mencapai 475 kasus. Bahkan saat ini menempati posisi kedua di Jawa Tengah sebagai kabupaten/kota dengan penderita terbanyak. Dengan kondisi ini Kabupaten Kebumen pun layak menyandang Darurat HIV-AIDS.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, Y Rini Kristiani, menyebut estimasi penderita HiV/AIDS di Kabupaten Kebumen mencapai 1.176 penderita. Namun yang terungkap baru 475 orang, dengan rincian 192 HIV dan 283 positif AIDS, 168 diantaranya meninggal dunia.

"Artinya baru terungkap 40,4 persen dari estimasi ODHA di Kebumen yang mencapai 1.176 orang. Sisanya 59,6 persen masih perlu usaha keras," kata Y Rini Kristiani, saat menjadi narasumber pada acara Sarasehan dan Launching Bulan VCT dalam rangka Hari AIDS Sedunia (HAS) di Pendopo Bupati, Selasa (1/12/2015).

Berdasarkan faktor risiko, penularan HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen paling banyak tertular pada heteroseksual yang mencapai 84,9 persen, homoseksual 8 persen, perinatal 4,1 persen, biseksual 1,8 persen dan IDU 1,1 persen.

Sedangkan berdasarkan pekerjaan, ibu rumah tangga menjadi penderita terbanyak yang mencapai 106 orang, disusul karyawan 90 orang, buruh 82, wiraswasta 41, PNS 8, TNI/Polri 4. "Sesuai umur didominasi usia produktif 30-34 tahun sebanyak 108 kasus, ada juga yang masih balita 0-4 tahun sebanyak 15 kasus," terangnya.

Bukan hanya itu, berdasar jenis kelamin penderita lelaki mencapai 56 persen dan 44 persen perempuan. Kabupaten Kebumen sudah memasuki gawat darurat HIV/AIDS terutama pada dampak dari perilaku yang menggenjala sera bertambahnya pengidap HIV/AIDS. Yang lebih membuat miris, terdapat 14 ibu hamil yang positif HIV/AIDS.

Menurut Rini, perilaku seks bebas atau seks menyimpang tanpa alat pengaman juga menjadi faktor resiko. Karena tanpa pengaman sangat berisiko terinfeksi penyakit dan infeksi menular seksual. "Banyak korban mati sia-sia karena HIV/AIDS. Kami peduli terhadap masalah ini. Risiko kematian dekat, jadi selama masih ada waktu masih bisa berubah dan menjalani hidup sehat," ujarnya.

Penjabat Bupati M Arief Irwanto, pada sambutannya menyampaikan HIV/AIDS merupakan permasalahan yang berdampak pada semua sektor. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi, sektor dunia kerja dan juga pembangunan. "Hal ini karena penularannya berawal dari perilaku yang menyimpang. Sehingga menular ke orang lain," kata Arief Irwanto.

Ia mengungkapkan keprihatinannya dengan ditemukannya 15 kasus HIV pada anak-anak. Dari kenyataan ini, kata dia, apabila orangtua atau ibu hamil dengan HIV tidak mengikuti pengobatan, akan berdampak pada terancamnya bayi tertular HIV. "Karenanya perlu dilakukan upaya bersama dalam penanggulangan HIV/AIDS secara komprehensif. Pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta masyarakat itu sendiri dalam penanggulangannya harus bertindak bersama," tegasnya.

Pada peringatan Hari AIDS Sedunia itu juga dicanangkan Bulan Voluntary Concelling and Testing (VCT). Panitia menargetkan minimal 5.000 orang secara sukarela memeriksa kesehatannya terkait HIV/AID.

Pada kesempatan itu juga ditandatangani kesepakatan yang berisi komitmen bersama dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Kebumen. Yang menandatangani kesepakatan itu Pj Bupati, Ketua DPRD, Forkominda, hingga seluruh pimpinan SKPD dan Camat.(ori)  (kebumeneskpres.com)