Waduk Sempor Benar-benar Kritis

KEBUMEN - Meski telah memasuki musim hujan sejak dua pekan terakhir,volume air di Waduk Sempor tetap belum bertambah. Hingga Minggu (29/11/2015) volume efektif waduk masih di kisaran 15.709 juta m3 dengan elevasi 60,22 mdpl. Akibatnya, hingga kemarin air waduk untuk irigasi persiapan musim tanam (MT) I masih belum dialirkan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PKSDA wilayah 2 Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO), Evi Aeria Damiana, mengatakan pihaknya terpaksa belum dapat mengalirkan air karena minimnya debit air. Berdasarkan kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi Kebumen, Waduk Sempor baru akan dialirkan apabila volume air waduk mencapai 25 juta m3 dan curah hujan tinggi. Saat ini cadangan air Waduk Sempor hanya dikeluarkan 100 liter per detik untuk kebutuhan air baku PDAM. "Karena dialirkan sekarang kebutuhan yang lain terganggu," terang Evi Aeria, saat menerima kunjungan kerja anggota Komisi IV DPR RI, KRT Darori Wonodipuro, akhir pekan kemarin.

Tak hanya debit air yang masih mini, Waduk Sempor di Desa/Kecamatan Sempor juga benar-benar dalam kondisi kritis akibat sedimentasi. Sedimentasi menyebabkan kapasitas menampung air turun hingga 15 juta meter kubik. Kondisi ini menyebabkan 2.500 hektar di tujuh kecamatan di Kabupaten Kebumen terganggu.

Lahan sawah seluas 2.500 hektar berada di tujuh kecamatan di Kabupaten Kebumen, yakni Kecamatan Sempor, Gombong, Karanganyar, Kuwarasan, Buayan, Rowokele dan Sruweng. Selama ini kebutuhan air lahan pertanian di tujuh kecamatan tersebut disuplai dari Waduk Sempor.

Belum lagi, jebolnya bendungan pengendali sedimentasi di hulu Waduk Sempor di Desa Kedungwringin, beberapa waktu lalu memperparah sedimentasi. Bendung tersebut jebol akibat beberapa faktor diantaranya beban sedimentasi mencapai kisaran 200.000 meter kubik, berkurangnya daerah resapan, dan hujan di bagian hulu sungai serta permasalahan teknis lainnya.

Waduk Sempor merupakan salah satu waduk di Indonesia yang masuk dalam kategori kritis. Hal itu dikarenakan daya tampung Waduk Sempor semakin menurun karena laju sedimentasi cukup tinggi. Sementara, kebutuhan air bagi masyarakat semakin meningkat. Waduk Sempor memiliki banyak manfaat di antaranya untuk pengairan atau irigasi pertanian, sarana pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pengendali banjir, penyedia air minum, perikanan darat, dan pariwisata.

KRT Darori Wonodipuro menyesalkan menurunnya fungsi waduk. Mestinya, kata Darori, Waduk Sempor dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat, khususnya pada musim kemarau. "Jangankan musim kemarau, pada musim hujan saja sekarang airnya masih belum bertambah," ungkap putra asli Petanahan, di Waduk Sempor.

Menurutnya, tingginya laju sedimentasi di Waduk Sempor perlu menjadi perhatian serius. Jika terus dibiarkan, waduk yang diresmikan tahun 1978 itu umur operasionalnya tidak akan panjang. "Awal pembangunan diprediksi waduk dapat berfungsi sampai seratus tahun. Tapi saat ini yang baru 37 tahun, fungsinya sudah menurun hampir 60 persen," sesal politisi Partai Gerindra ini.

Merujuk data Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) kondisi awal waduk tahun 1978 volume air di tampungan mencapai 52 juta m3. Namun pada pengukuran terakhir tahun 1998 volume maksimal air waduk tinggal 38,363 juta m3. Diketahui volume sedimen antara 1994-1998 mencapai 1,488 juta m3. Apalagi kondisi itu diperparah jebolnya bendung pengendali sedimen yang ada di hulu Waduk Sempor di Desa Kedungwringin. Dengan menurunnya kapasitas volume air waduk, kemampuan operasional dalam melayani irigasi juga berkurang.

Atas kondisi tersebut, Darori akan mengusulkan ke pemerintah pusat agar segera diperbaiki dengan melakukan pengerukan sedimentasi. "Ini mutlak harus diperbaiki," tandasnya.(ori)(kebumenekspres.com)