BBM Naik, Biaya Operasional Nelayan Membengkak

AYAH - Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memukul kehidupan para nelayan di pesisir selatan Kecamatan Ayah, Kebumen. Bagaimana tidak, kenaikan premium dari Rp 6.500/liter menjadi Rp 6.500/liter mengakibatkan biaya operasional melaut menjadi membengkak.

Sejumlah nelayan mengatakan, untuk sekali melaut biasanya menghabiskan 10-30 liter premium, tergantung jarak tempuhnya. Apalagi untuk premium murni di penjual eceran mencapai Rp 9.000/liter. Sedangkan untuk premium campuran mencapai Rp 11.000/liter.

“Ya, untuk bahan bakar minyak saja sekali jalan rata-rata bisa habis Rp 200.000. Itu belum uang makan,” ujar Subedi (40) nelayan di Pantai Pasir, Kecamatan Ayah kepada suaramerdeka.com, Selasa (18/11).

Dalam sekali melaut biaya operasional untuk jarak sedang yang dulunya Rp 200.000 sekarang menjadi Rp 300.000. Sedangkan jika melaut dengan jarak jauh bisa mencapai Rp 500.000 sekali jalan. Jika tangkapan tidak memadai, modal yang dikeluarkan nelayan tidak akan kembali.

“Beruntung saat ini musim ubur-ubur, kami masih bisa menutup biaya operasional,” ujar warga Tambakmulyo, Kecamatan Puring yang ikut melaut di Pantai Pasir.

Nelayan lain mengaku, dengan naiknya BBM modal nelayan untuk pengadaan peralatan melaut sudah semakin besar. Motor perahu sekarang bisa mencapai Rp 20 juta. Di sisi lain, pendapatan nelayan tidak menentu terutama pada saat cuaca ekstrim.

“Saat sedang mujur mungkin sedikit ada kelebihan. Tetapi kalau lagi tidak beruntung untuk mengembalikan modal saja kesulitan,” imbuh Rustam (40) nelayan lainnya.

(Supriyanto/CN39/SuaraMerdeka)

SUMBER: http://www.beritakebumen.info/2014/11/bbm-naik-biaya-operasional-nelayan.html#ixzz3JTO2ZHnu