Bantuan Mobil IPA Atasi Darurat Air

KEBUMEN – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kebumen menerima bantuan satu unit mobil instalasi pengolahan air (IPA) dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia. Mobil yang mampu mengolah air kotor menjadi air bersih tersebut untuk mengatasi darurat air atau kekeringan di kabupaten berslogan Beriman ini.

”Barangnya sudah ada di sini (kantor DPU-Red) dan tinggal ditindaklanjuti dengan serahterima oleh pegawai Kementerian PU,” kata Kepala DPU Kebumen, Slamet Mustolkhah, kemarin. Menyusul adanya bantuan mobil itu pun akan dikoordinasikan dengan pihak terkait, baik dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPBD) maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kebumen.

Ini mengingat, instansi yang akan menggunakan bantuan mobil itu bukan DPU, melainkan BPBD atau PDAM. Lebih lanjut, pihaknya hanya menerima bantuan tersebut setelah ada pengajuan dari DPU Kebumen kepada Kementerian PU beberapa waktu silam.

Selain mendapatkan bantuan mobil IPA yang memiliki kapasitas 2,5 liter per detik, Pemkab melalui DPU Kebumen juga menerima bantuan berupa tanki air bersih dengan kapasitas 4 ribu liter. ”Dulu kami pernah dipinjami mobil IPA saat pelaksanaan Jambore di Bumi Perkemahan Widoro Karangsambung.

Dan kita bisa menanganinya di lokasi, di mana air kotor yang diambil melalui mobil tersebut bisa diolah menjadi air bersih,” jelas Slamet sembari mengatakan, masih ada bantuan lainnya yang diterima DPU Kebumen yakni hidran umum. Untuk hidran umum yang masing-masing dilengkapi kerangka itu terdiri atas 50 unit berkapasitas 2 ribu liter dan 50 unit berkapasitas 1 ribu liter.

Ke depan, kata Slamet, yang perlu dilakukan yakni pengkajian mengenai sumber air dalam, diantaranya sumur bor. Karena itu, masyarakat yang mengalami kesulitan air tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Di sisi lain, persediaan air baku untuk dropping air bersih juga menyusut.

Semakin Menyusut

Kasi Kedaruratan pada BPBD Kebumen, Arif Rahmadi saat dihubungi, kemarin, mengatakan, sejak Senin (19/10), air di pengolahan PDAM Krakal tidak bisa diambil karena Sungai Kedungbener yang dijadikan sebagai air baku semakin menyusut. ”Terpaksa, armada tangki harus mengambil ke pengolahan PDAM di Karanggayam atau Desa Ungaran Kutowinangun sehingga memakan waktu lama karena jarak tempuhnya jauh,” katanya.

Sampai saat ini, BPBD Kebumen sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 101 desa di 17 kecamatan. Pendistribusiannya menggunakan 13 armada yang terdiri atas dua pikap, enam mobil tangki dan lima truk sewa yang diisi lambung tanki. ”Terkumpul bantuan dari pihak ketiga seperti BUMN, BUMD, SKPD, bumbung kemanusiaan, dunia usaha serta lainnya sebesar Rp 766 juta atau setara 4.381 tangki,” imbuhnya. (K5-78)

 

sumber : suaramerdeka.com