Korban Kekeringan Dibantu Air Bersih

KEBUMEN – Bantuan air bersih bagi warga dilanda kekeringan terus mengalir dari berbagai pihak. Kali ini, bantuan diberikan organisasi profesi kesehatan yakni Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Kebumen.

Bantuan 20 tangki air bersih itu, diberangkatkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kebumen dokter Rini Suprapto selaku Dewan Pembina Persakmi Kebumen di halaman Dinas Kesehatan, Rabu (16/9). Pelepasan dihadiri Ketua Persakmi Cabang Kebumen Kusbiyantoro, Ketua II Tarman, Sekretaris Tri Anggorowati dan sejumlah pengurus Persakmi Cabang Kebumen.

Hadir pula Kepala Bidang Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen Muhyidin dan Kasi Kedaruratan Arif Rahmadi. Ketua Persakmi Cabang Kebumen, Kusbiyantoro mengatakan, pengiriman bantuan air bersih kepada warga terdampak kekeringan tersebut guna membantu persediaan air bersih.

Dengan persediaan air bersih mencukupi, diharapkan dapat menekan angka kesakitan terhadap penyakit yang dipicu kurangnya air bersih. “Seperti diare, penyakit kulit, ISPA hingga penyakit typhoid serta gangguan saluran pencernakan yang lain,’’ ujar Kusbiyantoro kepada Suara Merdeka di sela-sela pemberangkatan.

Terkendali

Kusbiyantoro menambahkan, selain itu pengiriman bantuan dilaksanakan dalam rangkaian peringatan HUT Ke-5 Persakmi Cabang Kebumen. Selain itu, kegiatan sekaligus mendukung peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN). “Kami juga menggelar seminar serta olahraga bersama,” imbunya didampingi Sekretaris Persakmi Cabang Kebumen Tri Anggorowati.

Tri Anggorowati sehari-hari menjabat Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) pada Dinas Kesehatan Kebumen menambahkan, secara umum pada musim kemarau ini tidak terjadi lonjakan pasien. Kendati ada kenaikan, jumlahnya masih termasuk terkendali dan tidak sampai kejadian luar biasa (KLB).

Dari pantuan lima minggu terakhir di 35 Puskesmas di Kebumen kasus diare di Kebumen antara 395 kasus hingga 478 kasus. Sedangkan pneumonia pada periode sama antara 73-97 kasus. Kemudian penyakit desentri antara 46- 71 kasus. “Untuk di daerah dilanda kekeringan seperti Kecamatan Karanggayam maupun Sruweng secara umum juga tidak terjadi lonjakan pasien,” tandasnya. (J19-52)

Suara Merdeka, Kamis 17 September 2015