Sekolah Selter Dibangun di SMP1 Karangsambung

KARANGSAMBUNG – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) tahun anggaran 2015 membangun sekolah shelter di 14 kabupaten/- kota di Indonesia. Selain dipakai untuk belajarmengajar, sekolah shelter memiliki fungsi ganda yakni sebagai tempat penampungan sementara bagi pengungsi apabila terjadi bencana alam.

Dari 14 sekolah shelter itu, satu di antaranya dibangun di Kebumen tepatnya di SMP 1 Karangsambung. SMP tersebut tahun ini merupakan satu-satunya penerima alokasi pembangunan sekolah shelter di Jawa Tengah.

Peletakan batu pertama pembangunan gedung dilakukan oleh Kabag Umum Setditjen Dikdasmen, Kemendikbud Negus Siregar mewakili Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad, Senin (31/8). ”Sekolah shelter dibangun di kabupaten atau kota yang rawan atau sering terjadi bencana.

Salah satu sekolah dibangun di Karangsambung Kebumen karena daerah ini rawan terjadi bencana tanah longsor,” ujar Kabag Umum Setditjen Dikdasmen Negus Siregar kepada wartawan di selasela peletakan batu pertama.

Negus Siregar menambahkan, dibangunnya sekolah shelter sangat bermanfaat bagi masyarakat karena biasanya jika terjadi bencana sekolah sering menjadi lokasi pengungsian.

Dengan dibangun sekolah shelter, jika terjadi bencana tidak akan mengganggu proses belajar-mengajar. ”Bangunan juga dirancang tahan gempa. Jika terjadi gempa hingga 7 SR dimungkinkan masih kuat,” ujar Negus seraya menyebutkan tahun lalu dibangun sekolah shelter di 16 kabupaten/kota.

Dua Lantai

Sementara itu, seremonial peletakan batu pertama dihadiri Sekda Kebumen Adi Pandoyo, Dandim 0709 Letkol Inf Putra Widyawinaya, Wakapolres Kompol Parasien H Gultom, dan para pejabat di Pemkab Kebumen.

Hadir pula Muspika Karangsambung. Tampak Kepala SMP 1 Karangsambung Bambang Widadi dan para guru. Kepala Dikpora Kebumen Ahmad Ujang Sugiono mengatakan, pembangunan gedung dengan nilai lelang Rp 1.449- .802.000 meliputi pembangunan empat ruang kelas baru dua lantai, dipisahkan oleh folding gate, dilengkapi kamar mandi utuk siswa putra empat unit dan empat urinoir, enam unit kamar mandi siswi. Selain itu, pembuatan sumur bor dan pompa air serta pembuatan water torn empat buat dengan kapasitas 1.000 meter kubik.

Pada saat ini progres pekerjaan telah mencapai 3,43 persen. ”Jumlah kamar mandi memang lebih banyak karena selain untuk kegiatan pembelajaran gedung ini sekaligus difungsikan sebagai tempat penampungan sementara pengungsi saat terjadi bencana,” ujar Ahmad Ujang Sugiono.(J19-52)

sumber : suaramerdeka.com