Warga Tuntut Kualitas Sesuai Spekulasi
KEBUMEN - Sejumlah kepala desa yang berada di wilayah Kecamatan Ambal menuntut proyek pembangunan saluran irigasi di jaringan sekunder Jatibungkus sesuai prosedur. Pasalnya, saluran irigasi itu merupakan sarana utama untuk menyuplai kebutuhan air lahan pertanian sekitar.
Hal itu diungkapkan para kades dalam koordinasi antara Kades Sidomukti, Kades Prasutan, Kades Ambar Winangun dan Kades Kradenan bersama pihak PT Hutama Karya di Balai Desa Sidomukti, Selasa (4/9).
Kades Prasutan, Kecamatan Ambal, Bambang Paryono mengatakan, saluran irigasi itu pernah dibangun oleh pemerintah beberapa tahun lalu, tetapi kualitas bangunanya sangat buruk sehingga hanya bertahan selama dua tahun saja.
Itu disebabkan pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga takaran campuran bangunan kurang bagus. Dia berharap proyek yang sedang berlangsung itu benar-benar memperhatikan kualitas bangunan sehingga tahan lama.
Selain itu, pihaknya bersama kades lainnya akan ikut memantau proses pembangunan proyek tersebut agar mutu bangunan benar-benar diperhatikan.
Dia mengaku tidak segan-segan untuk melapor ke pihak yang berwenang jika ada pekerja yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan aturan yang ada
Kades Sidomukti, Isyadi, berujar, proyek pembangunan irigasi itu memang sudah ditunggu-tunggu warga untuk mendukung kegiatan pertanian.
Secara keseluruhan kondisi bangunan senderan irigasi itu sudah rusak dan ambrol sehingga tidak maksimal dalam mengalirka air dari Waduk Wadaslintang. "Kalau senderannya sudah ambrol maka akan terjadi kebocoran air, sehingga akan meluber ke area sawah," tuturnya.
Secara keseluruhan kondisi bangunan senderan irigasi itu sudah rusak dan ambrol sehingga tidak maksimal dalam mengalirkan air dari Waduk Wadaslintang. "Kalau senderannya sudah ambrol maka akan terjadi kebocoran air, sehingga akan meluber ke area sawah," tuturnya.
Saluran Irigasi
Berdasarkan penuturan Site Operation Management PT Hutama Karya, Aswin Nislam Argo Sudarsono, saat ini pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak sedang membangun saluran irigasi sepanjang 86 kilometer di saluran irigasi Wadaslintang Daerah Irigasi (DI) Padegolan.
Proyek yang dilaksanakan oleh PT Hutama Karya dengan anggaran sebanyak Rp 12,6 miliar itu sejatina dimulai 9 Agustus sampai 6 Desember. Namun secara riil pelaksanannya baru dilakukan ada 27 Agustus lalu karena ada pengaliran air.
Dia mengemukakan, proyek itu berada di saluran induk Padegolan dan tujuh saluran sekunder meliputi saluran irigasi Kedungtawon, Trogosingan, Bintoro, Jatibungkus, Pucang, Gadung dan Prembun, dan pengerjaannya melibatkan sekitar 500 orang pekerja.
Berkenaan tuntutan dari para Kades tersebut dia mengatakan, pihaknya berjanji akan membangun senderan itu sesuai dengan ketentuan. Pihaknya juga mengaku sangat senang jika masyarakat ikut membantu dalam proses pengawasan proyek.
Ia meminta kepada masyarakat untuk segera melapor kepada pihak berwenang jika melihat langsung adanya upaya penyelewengan atau penyimpangan kinerja sehingga bisa segera ditangani. (K42-86).
sumber : suaramerdeka