Harga Anjlok, Petani Sayur Terpukul

PETANAHAN – Pasca Idul Fitri 2015, harga aneka sayur mayur di Kebumen mengalami penruunan sehingga petani sangat terpukul. Apalagi tingginya biaya operasional selama penanaman sayur di musim kemarau.

“Di musim kemarau ini kami harus mengeluarkan biaya bahan bakar untuk menyedot air penyiram tanaman. Namun situasi harga sayur justru kini lebih sering jatuh ke tingkat yang jauh lebih rendah dibanding harga normal. Seperti sawi caisin yang harga normalnya Rp 1.000,- per ikat, kini hanya dibeli oleh pedagang Rp 500,- per ikat,” ungkap Petani sayur Desa Karangrejo Kecamatan Petanahan Kebumen Paijo di kebunnya, Senin (10/08/2015).

Dia menjelaskan Desa Karangrejo dan beberapa desa di sekitarnya merupakan salah satu sentra sayur mayur Kebumen. Selain sawi caisin, petani juga menanam bayam cabut, kangkung darat, oyong, pare, tomat dan terong.

“Menanam sayur haruslah dengan penyiraman yang cukup agar kualitas sayur yang ditanam bagus. Namun biaya pembelian bahan bakarnya jelas-jelas tinggi. Karena itu, kami resah bila harga sayur turun jauh di bawah harga normal. ” katnya.

Penyebab jatuhnya harga sayur menurut Paijo disebabkan pasokan barang yang berlimpah akibat banyaknya petani yang panen dalam waktu yang bersamaan. Untuk menjaga agar harga sayur bisa normal kembali, biasanya petani menunda waktu panennya selama 3 sampai 4 hari. (Dwi/ KRjogja.com /LintasKebumen©2015)

 

https://lintaskebumen.wordpress.com/2015/08/11/harga-anjlok-petani-sayur-terpukul/