Petani Didorong Gunakan Pestisida Nabati

 


MIRIT - Petani di Desa Singoyudan, Kecamatan Mirit didorong untuk menggunakan pestisida nabati pada tanaman. Jenis ini dinilai lebih bersahabat dengan alam sekaligus meningkatkan kekebalan tanaman terhadap serangan hama. Penggunaan pestisida nabati yang terbuat dari sari tumbuh-tumbuhan itu juga mampu memperbaiki tingkat kesuburan tanah pertanian.

Hal itu terungkap dalam acara penutupan program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Tanaman (SLPHT) dan pengubinan program tanam System of Rice Intensification (SRI) Kelompok Tani Ngudi Makmur, Desa singoyudan, Kecamatan Mirit, Rabu (3/6).

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur, Susanto mengatakan tingkat penggunaan pestisida pabrikan di wilayah Kecamatan Mirit sangat banyak yang diterapkan pada semua jenis tanaman. Sebagian besar petani mengalami ketergantungan terhadap pestisida racun sejak mulai tanam sampai panen.

"Akibatnya, tingkat kesuburan tanah menjadi berkurang," imbuhnya.

Selain itu, kekebalan hama akan semakin kuat. Dengan begitu tanaman akan mudah terserang hama. "program tanam organik harus terus digalakkan," katanya.

Pola Organik

Dia menjelaskan, sejak menerapkan pola organik dan pestisida nabati, tanaman padi milik petani Desa Singoyudan yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudi Makmur selalu tumbuh bagus dengan hasil panen melimpah. Padahal, wilayah tersebut merupakan lahan tadah hujan. "Satu tahun bisa panen tiga kali," ujar Susanto.

Petani hanya butuh keberanian dalam menerapkan sistem pertanian organik. Sebab, selama ini petani masih enggan menerapkan sistem organik, karena takut hasil panen akan turun. "Melalui program SLPHT, petani Singoyudan dilatih menerapkan pengendalian hama menggunakan pestisida nabati. Program ini dilaksanakan sejak 9 April sampai 2 Juli yang diikuti seluruh anggota kelompok tani sebanyak 25 orang," jelas dia.

Pada kesempatan itu dilakukan pengubinan pola tanam SRI untuk jenis padi Inpari 4 di lahan seluas 20 hektare dan padi herbal seluas 1,5 hektare. Dari proses pengubinan, diperkirakan hasil panen akan mencapai sebanyak 7,5 ton per 1 hektare.

Total bantuan SRI yang diterima kelompok itu sebanyak Rp 40 juta yang dicairkan dalam dua tahap. Acara itu ditutup dengan pengajian akbar yang diisi oleh KH Ahmad Nur Sodik dari Kebumen. (K42-91)

sumber suaramerdeka