Pedagang Pasar Tengok Direlokasi

KEBUMEN – Pedagang Pasar Tengok di Desa Jabres, Kecamatan Sruweng, Kebumen, direlokasi menyusul dibangunnya pasar tersebut. Pasar yang berada di Jalan Raya Sruweng, bersebelahan dengan Markas Polsek Sruweng itu pun sudah dikosongkan sejak Kamis (30/7).

Pedagang kini menempati pasar darurat (tempat relokasi) di samping Simpang Lima Sruweng. Fajar Fihelmina, penasihat paguyuban pedagang mengatakan, pedagang Pasar Tengok akan menempati tempat relokasi dengan sistem sewa tanah selama tujuh bulan.

“Selama di tempat relokasi itu para pedagang sambil menunggu sampai pembangunan pasar jadi,” kata Fajar Fihelmina yang juga anggota DPRD Kabupaten Kebumen itu. Fajar berharap, selama berada di tempat relokasi, para pedagang tetap menjaga kebersihan lingkungan serta menjaga barang dagangannya. Sehingga, tempat berjualan sementara itu aman dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli.

Pihaknya pun menekankan kepada pihak terkait bersama paguyuban agar mendata pedagang lama. “Data tersebut harus jelas, sehingga pedagang lama bisa terakomodasi,” imbuhnya. Sementara itu, tempat relokasi di samping simpang lima itu masih terus diberesi. Sejumlah pedagang pun sibuk membuat kios sementara dan lapak-lapak untuk berjualan.

Menurut Sumti (38), salah satu pedagang, tempat relokasi yang dipilih untuk menampung pedagang Pasar Tengok itu cukup strategis. Ia dan pedagang lainnya pun berharap selama berjualan di tempat tersebut tetap laris.

Tingkatkan Ekonomi

Pembangunan pasar tradisional di kabupaten ini memang gencar selama kepemimpinan Bupati Buyar Winarso yang mengakhiri tugasnya pada 26 Juli lalu. Diawali pada tahun 2011 yang membangun Pasar Krakal, Pasar Ambal, Pasar Ayah, dan Pasar Plumbon. Kemudian pada tahun berikutnya membangun Pasar Jatisari, Pasar Prembun, Pasar Karanganyar, Pasar Tumenggungan, dan Pasar Tlogopragoto.

Selanjutnya pada tahun 2013 membangun Pasar Kutowinangun dan Pasar Petanahan. Total pembangunan pasar tradisional dari 2011 hingga 2013 itu sebesar Rp 45.411.- 561.904. Jumlah tersebut di luar Pasar Tumenggungan dan Pasar Petanahan. Untuk pembangunan Pasar Tumenggungan sebesar Rp 52 miliar sedangkan Pasar Petanahan Rp 9,2 miliar.

Pada tahun 2014 membangun Pasar Sruni dengan dana Rp 7,6 miliar. Pada tahun tersebut juga membangun Pasar Banyumudal dan Pasar Hewan Karanganyar dengan dana Rp 1,4 miliar. Selanjutnya pada 2015 meneruskan pembangunan Pasar Banyumudal dengan dana Rp 2,2 miliar dan Pasar Hewan Karanganyar dengan dana Rp 900 juta.

Untuk pembangunan Pasar Tengok ini menggunakan dana dari pusat sekitar Rp 10 miliar. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Azam Fatoni mengatakan, pembangunan pasar tradisional tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. “Dana yang digunakan untuk pembangunan pasar tersebut bersumber dari APBN dan APBD,” jelasnya. (K5-78)

 

sumber : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pedagang-pasar-tengok-direlokasi/