Bappeda Gali Isu Strategis
KEBUMEN – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) saat ini tengah menyiapkan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2016-2021. Dokumentasi pembangunan tahap ketiga yang mengacu pada Rancangan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 itu dengan menggali isu-isu strategis.
RPJM sebelumnya memang berakhir pada 2015 ini. Dan tahap selanjutnya dimulai pada 2016 sampai 2021. “Target kita sampai draft rancangan awal RPJM dan belum ada visi misinya,” kata Kabid Penyusunan dan Penganggaran Program Muhamad Arifin saat ditemui Suara Merdeka, kemarin. Menurut dia, RPJM 2016-2021 itu akan disinkronkan dengan visi misi bupati.
Untuk sampai benar-benar jadi, waktunya enam bulan sejak bupati terpilih dilantik. Dan pembahasan dengan DPRD Kabupaten Kebumen itu harus selesai September 2016 mendatang. Sebelumnya, Bappeda juga berencana memberikan paparan kepada calon bupati yang akan maju pada Pilbup 9 Desember mendatang.
Namun sampai sekarang belum ada calonnya dan menunggu pendaftaran di KPU yang dijadwalkan pada 26- 28 Juli 2015. Dijelaskan, RPJM 2016-2021 yang berakhir pada 2021, diakuinya hanya terdapat waktu selama tiga bulan. Dan program kegiatannya sampai Desember 2021.
“Ini untuk mengantisipasi transisi bupati baru agar tidak ada kebingungan untuk menjalankan programnya seperti apa. Seperti RPJM sebelumnya yang berakhir pada tahun ini,” lanjutnya. Dengan mengacu RPJP, tahapan lima tahun ketiga RPJM ini memprioritaskan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada pertanian.
Lima tahun pertama saat bupati Rustriningsih dan KH Nashiruddin Al Mansyur berupa peningkatan SDM selama 2005-2010 melalui kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya pada lima tahun kedua saat bupati Buyar Winarso berupa peningkatan infrastruktur.
Ke Agrobisnis
Tentunya infrastruktur yang menunjang pada pertanian. Dan bukan berarti mengabaikan kualitas SDM. Adapun tahap selanjutnya memprioritaskan pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian. “Karena periode ke depan adalah agrobisnis,” jelasnya.
Arifin mengemukakan, pertumbuhan ekonomi penyiapan lapangan pekerjaan pertanian dalam cakupan luas yang tidak hanya berkutat seputar masalah pertanian, tetapi juga peternakan, kelautan, dan horltikultura. Arahnya ada nilai tambah pada sektor tersebut. Misalnya untuk pariwisata, seperti Suwuk bisa diarahkan ke agrobisnis.
Tentunya dengan mempertimbangkan hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dan melihat dampak lingkungan, seperti longsor. Sehingga, pengembangannya pun disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. Untuk itu, dalam penyusunan RPJM harus mengkaji daya dukung lingkungan terhadap program- program yang akan diterapkan.
“Kami juga melakukan kajian, antara lain tentang dampak dibangunnya jalur selatan-selatan dan bandara di Kulonprogogo. Posisi kita akan mendukung seperti apa. Dan tentu kita tidak tinggal diam,’’ kata Arifin sembari menambahkan, pertanian akan didorong dan memiliki nilai jual yang meningkat. (K5-32/ suaramerdeka.com /LintasKebumen©2015)