Kebumen kekurangan Desainer Batik

KEBUMEN  - Sejumlah perajin batik Kebumen yang sudah memiliki usaha mandiri harus bekerja keras untuk  bisa merancang sendiri desain-desain batik baru guna melayani permintaan kain batik dari para pelanggan mereka.

"Sejumlah pelanggan saya di Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang maupun Kebumen sejak beberapa tahun belakangan ini selalu rutin memesan batik khas Kebumen. Setiap kali pesan, rata-rata mereka minta dibuatkan batik dengan motif yang berbeda-beda dan tak sama dengan motif yang sudah pernah dipesan sebelumnya," papar Wahyuni, perajin batik Dukuh Lengkong Desa Jemur Kecamatan Pejagoan Kebumen, di rumahnya, Senin (11/05/2015).

Para pelanggan yang rutin memesan batik kepadanya itu menurut Wahyuni adalah pemilik toko batik, pemilik usaha pakaian jadi dan  perancang busana yang memiliki kriteria khusus untuk batik yang  mereka pesan. Diantaranya, menyangkut pewarnaan dan motifnya.

"Menurut mereka pewarnaan dan motif harus benar-benar optimal untuk melayani selera relasi mereka. Dalam hal motif, mereka minta selalu dibuatkan motif baru agar relasi mereka tidak bosan," jelas Wahyuni.

Untuk melayani permintaan para pelanggannya itu menurut Wahyuni bukan sesuatu yang mudah karena di Kebumen dirinya kesulitan mencari perancang desain motif batik. Namun justru di situlah tantangannya. Agar permintaan para pelanggan bisa diakomodasi, maka dirinya selalu  menggali motif-motif klasik Kebumen sebanyak-banyaknya sebagai bahan  inspirasinya. 

" Motif klasik itu biasanya kami kembangkan lalu dipadukan dengan aneka bentuk gambar hasil rancangan sendiri. Bila pelanggan memesan 20 potong, maka saya pun harus menyiapkan 20 desain baru yang berbeda satu sama lain," ujar Wahyuni. (Dwi)(KRjogja.com)
 

068402c73385842277056e2d72df1d9f_thumb.jpg