Sampah Hambat Perolehan Adipura

KEBUMEN – Bupati Buyar Winarso mengakui masalah sampah masih menghambat perolehan Adipura. Penilaian Adipura 2015 terhadap kabupaten berslogan Beriman ini pun menjadi proses pembelajaran masyarakat agar semakin menyadari pentingnya membangun kebersihan lingkungan. Sehingga permasalahan sampah bisa diatasi dan perolehan Adipura dalam genggaman.

Bupati Buyar mengakui terus mengalokasikan penambahan armada untuk mengangkut sampah agar tidak ada yang tercecer. Selain itu memberesi tempat pembuangan akhir sampah dengan melakukan pembebasan lahan untuk penambahan sarana prasarana lain.

Di antaranya untuk mengolah sampah organik. Untuk diketahui, setiap harinya, volume sampah yang dikelola Pemkab Kebumen sekitar 587,61 m3. Namun hanya 247 m3 sampah atau 42 persen saja yang bisa terangkut petugas kebersihan ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kaligending, Karangsambung maupun TPASemali, Sempor.

Artinya, masih tersisa 340,61 m3 sampah yang tidak terangkut hingga TPA. “Dengan ditambahnya armada diharapkan semua sampah yang tersisa selama ini bisa terangkut,” kata Bupati Buyar yang berharap ada penambahan poin dalam penilaian Adipura 2015 terkait masalah sampah tersebut.

Bobot Tinggi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura, terdapat penambahan jumlah lokasi pantau. Sebelumnya hanya 14 menjadi 15 titik.

Di samping itu ada perubahan pembobotan yang memengaruhi penilaian. Untuk titik pantau dengan bobot nilai tertinggi, yakni tempat pembuangan akhir sampah dengan bobot 11, fasilitas pengolahan sampah skala kota dengan bobot 10, pasar dengan bobot 8, dan bank sampah dengan bobot 7.

“Di kabupaten ini, sudah saatnya mendapat penghargaan Adipura. Apalagi slogan Beriman sama dengan akronim Bersih, Indah, Manfaat, Aman, dan Nyaman,” kata Abdur Rouf (20), warga Desa Jatisari, Kecamatan/Kabupaten Kebumen.

Terpisah, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kebumen Mas Agus Herunoto mengemukakan, penilaian Adipura di Kebumen untuk tahap kedua dijadwalkan minggu ketiga April mendatang. Berbagai persiapan untuk penilaian itu terus dilakukan, antara lain menyangkut kebersihan area, saluran drainase, ruang terbuka hijau, pemilahan dan pengolahan sampah.

“Berbagai kegiatan sosialisasi juga dilakukan kepada masyarakat dan berbagai sekolah, khususnya di sejumlah desa dan kelurahan penyangga penilaian Adipura.” (K5-32)

 

sumber : suaramerdeka.com