Angkutan Enggan Turunkan Tarif
KEBUMEN – Meski pemerintah telah dua kali menurunkan harga BBM, namun sejumlah angkutan umum di Kebumen masih enggan menurunkan tarifnya. Sejumlah awak angkutan beralasan, hingga kini harga sparepart juga masih mahal sehingga masih menjadi beban mereka. Selain itu, masih belum adanya regulasi yang mengatur kebijakan baru itu.
Dika (23), awak angkutan umum jurusan Kebumen-Prembun, mengaku masih menerapkan tarif lama. Yakni Rp 6000 untuk tarif penumpang umum, dan Rp 3000 untuk pelajar. “Dulu sebelum naik kan pelajar Rp 2000, umum Rp 5000,” kata Dika, di terminal non bus Kebumen, Kamis (22/1).
Dia mengaku siap menurunkan tarif setelah ada keputusan resmi dari Pemkab Kebumen dan DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Kebumen. “Kalau memang sudah ada perintah, pasti kami patuhi. Sekarang
belum ada,” ucapnya.
Hal senada dikatakan Andri (27) , awak angkutan umum jurusan Kebumen-Gombong. Menurutnya, pihaknya tidak keberatan menyesuaikan tarif angkutan setelah harga BBM turun. “Ya, kita ikuti aturan saja. Kalau sudah ada edaran dari paguyuban, kita siap menurunkan,” ujarnya.
Saat ini, kata Andri, angkutan umum jurusan Kebumen masih menerapkan tarif Rp 8000 untuk penumpang umum, sedangkan untuk pelajar tidak tentukan pasti. “Kalau jarak dekat Rp 2000, kalau jauh rata-rata Rp 3000. Kalau untuk pelajar memang kita begitu,” imbuhnya.
Dia berharap, jika harus menurunkan tarif angkutan, banyak warga kembali beralih menggunakan angkutan umum. Pasalnya, sejak ada kenaikan tarif dia mengeluhkan drastisnya penumpang angkutan umum. “Penumpangnya berkurangnya banyak banget,” tegasnya.
Sementara itu, berbeda dengan angkutan pedesaan, yang langsung menurunkan tarifnya sehari setelah harga BBM turun. Seperti angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Alian, sejak 19 Januari lalu sudah menurunkan tarif sebesar Rp 1000. Tarif untuk pelajar yang semula Rp 4000 sekarang turun menjadi Rp 3000.
Sedangkan penumpang sebelumnya Rp 8000, kini turun jadi Rp 7000. “Karena kesepakatan sama penumpangnya. Soalnya kalau tidak diturunkan, penumpang juga banyak yang keberatan,” kata Surip (40), sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Alian.
Ridho (32), sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Bakalan, Karanggayam, juga mengaku sudah menurunkan tarifnya. Jika sebelumnya,tarif Kebumen-Bakalan Rp 9000, saat ini turun menjadi Rp 8000. Peniron-Kebumen, sebelumnya Rp 7000 turun jadi Rp 6000. Sedangkan, untuk pelajar rata-rata jarak terjauh Rp 5000, dan jarak dekat jadi Rp 2000.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kebumen, Adhy Widodo S, menyatakan tarif angkutan umum akan diturunkan. Penurunan tarif diperkirakan antara 5-20 persen. “Turunnya sekitar Rp 500,” ucapnya.
Penerapan kebijakan baru itu akan segera diajukan ke Bupati untuk diterbitkan menjadi Peraturan Bupati. “Di lapangan sebenarnya sudah mulai ada angkutan yang menurunkan tarifnya. Yang masyarakat tidak mempermasalahkan,” terangnya.
Terpisah, Ketua DPC Organda Kebumen Ngadino, meminta tidak hanya menuntut angkutan umum menurunkan tarifnya. Tetapi, agar premium dan solar untuk angkutan umum lebih rendah dibanding harga jual untuk non angkutan umum.
“Kami berharap harga BBM tidak fluktuatif karena harga naik turun menyulitkan awak angkutan di lapangan,” tandasnya.(ori/nun)