Peternak Kerbau Pertahankan Hikayat Nabi Sulaiman
KEBUMEN (KRjogja.com) - Akibat populasinya yang kian menyusut, mencari keberadaan ternak kerbau di Kebumen kini cukup sulit. Namun di sejumlah desa wilayah pegunungan seperti Kecamatan Karangsambung, Sadang dan Karanggayam, banyak warga yang setia mempertahankan kerbau sebagai investasi berharga. Jadi obyek perdagangan dan dikaryakan untuk pembajak sawah.
" Awal musim tanam padi merupakan waktunya ternak kerbau bekerja membajak sawah. Taripnya saat ini Rp 100 ribu perhari perbidang sawah," ujar San Wardi (60), warga Dukuh Seprih Desa Seling Kecamatan Karangsambung Kebumen, Selasa (27/11).
Dari membajak sawah itu, 2 ekor kerbau milik San Wardi mampu menghasilkan pemasukan Rp 2,5 juta permusim tanam. Pendapatan itu diakuinya memang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena tersaingi traktor dan bajak sapi.
" Mereka yang masih menggunakan jasa kerbau untuk membajak beranggapan bahwa membajak sawah dengan kerbau lebih bagus hasil panennya ketimbang dengan traktor atau bajak sapi," jelas San Wardi.
Ada satu keyakinan para peternak kerbau yang kini masih dipertahankan. Yaitu, adanya 3 hari yang tabu untuk mempekerjakan kerbau, masing-masing hari Kamis <i> Manis <p>, Selasa dan Jum'at <i> Kliwon.
" Pada Kamis Manis berdasarkan hikayat Nabi Sulaiman yang kami yakini secara turun temurun di desa kami adalah hari saat Nabi Sulaiman mengumpulkan semua hewan untuk diajak musyawarah. Sedangkan Selasa dan Jum'at <i> Kliwon <p> kerbau-kerbau digiring beramai- ramai untuk dimandikan di sungai," papar San Wardi.